Halaqoh Dzurriyah Pendiri NU di Tambak Beras: Tegaskan Khittah NU dan Serukan Muktamar Luar Biasa

Halaqoh Dzurriyah Pendiri NU di Tambak Beras: Tegaskan Khittah NU dan Serukan Muktamar Luar Biasa Suasana Halaqoh Dzurriyah Pendiri NU di Pondok Pesantren Tambakberas.

JOMBANG, BANGSAONLINE.com - Puluhan ulama Nahdliyyin dan dzurriyah pendiri NU kembali menggelar pertemuan (halaqoh) yang kedua di Pondok Pesantren (PP) Chasbullah Bahrul Ulum (Tambak Beras), Jombang. Dalam pertemuan ini, para ulama salah satunya sepakat menyerukan digelarnya Muktamar NU luar biasa untuk memilih Rais Aam yang baru.

Juru bicara dalam halaqoh ini, Choirul Anam mengatakan, para ulama yang hadir sepakat untuk menjadikan Komite Khittoh Nahdlatul Oelama (NO) wadah berkumpulnya para keturunan pendiri NU.

Komite tersebut dipimpin oleh Pengasuh PP Tebuireng, Jombang KH Salahuddin Wahid atau Gus Sholah. Adik kandung Gus Dur itu akan dibantu Kiai Hasib Wahab, Dr Nasikhin Hasan, Prof Ahmad Zahroh, Gus Fahmi Sodik, Gus Hasyim Karim, dan Gus Solahul Aam Wahib.

Narasi terkait pembentukan Komite Khittoh NO ini, lanjut Anam, akan dimintakan restu dan doa ke para ulama besar NU. Antara lain ke Kiai Maimun Zubair, Kiai Tolhah Hasan, dan Kiai Mustofa Bisri.

"Komite ini targetnya melaksanakan khittah NU. Karena selama ini kami tak diberi contoh pelaksanaannya oleh pengurus PBNU. Contohnya Rais Aam PBNU tak boleh mencalonkan diri dan dicalonkan dalam jabatan politik. Itu anggaran dasar, tapi kan tidak berlaku bagi Kiai Ma'ruf dan tidak berlaku bagi Presiden Jokowi," kata Anam kepada wartawan usai halaqoh, Rabu (14/11/2018).

Dia menjelaskan, dalam anggaran dasar NU, Rais Aam PBNU boleh digantikan oleh wakilnya jika berhalangan tetap. Namun, aturan organisasi itu tak berlaku pada kasus Ma'ruf Amin yang maju sebagai Cawapres pasangan Jokowi. Menurut dia, mekanisme penggantian Ma'ruf sebagai Rais Aam menabrak anggaran dasar NU.

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO