Ini Alasan Kenapa ISIS Merajalela

Ini Alasan Kenapa ISIS Merajalela repro dw.de

- Para ekstrimis ini memanfaatkan YouTube, Twitter serta media sosial lainnya untuk menyebarluaskan ideologi mereka dan merekrut anggota. Al-Qaeda tidak melakukannya ketika mereka melakukan serangan 11 September 2001.

- Mereka aktif mempromosikan alasan mereka sebagai bagian dari perang agama yang lebih luas, atau jihad – bukan perang untuk kekuasaan di dalam sebuah negara – yang menarik minat para jihadis dari seluruh dunia.

- Invasi AS ke Irak 2003 menimbulkan kemarahan yang menarik para jihadis baru untuk bergabung melakukan tindakan ekstrim. Banyak diantara mereka berbondong-bondong ke Irak, Afghanistan atau Pakistan untuk berlatih dan ikut bertempur, dan ketika kembali negaranya masing-masing mereka membawa keahlian militer, semangat ideologi dan hubungan pribadi diantara jaringan militan.

- Persaingan bersejarah di antara Sunni dan Syiah yang terus berlanjut mengobarkan situasi. ISIS membangun kekuasaannya secara khusus dengan mengeksploitasi kemarahan kaum Sunni atas pemerintahan Nouri al-Maliki di Irak, yang didominasi Syiah. Walaupun penghancuran tenpat-tempat bersejarah, makam nabi/makam sufi, jelas-jelas bertentangan dengan garis sunni.

- Percepatan kekerasan dimulai semakin cepat ketika pasukan AS mundur dari Irak 2011. Seiring dengan memburuknya situasi di Suriah tahun lalu, menyebabkan semakin banyak kekerasan menyapu sepanjang perbatasan kedua negara.

“Suriah telah menjadi badai sempurna,” kata Bruce Hoffman, direktur Center for Security Studies di Universitas Georgetown, AS.

Apakah mereka punya cita-cita sama?

Al-Qaeda, ISIS dan para militan simpatisan mereka mempunya tujuan yang sama: menciptakan sebuah kekhalifahan yang dijalankan dibawah interpretasi mereka yang ekstrim atas hukum Islam atau Syariah.

Mereka secara umum adalah para Salafi jihadi, kelompok ekstrim minoritas Sunni yang mengatakan bahwa merekalah pengikut sejati Nabi Muhammad, dalam tradisi awal umat Islam, dan menganjurkan perang suci atau jihad untuk mencapai tujuan. Mereka biasanya sangat membatasi perempuan, melarang musik dan menghukum pencuri dengan hukum potong tangan.

Mereka menentang demokrasi karena mereka percaya bahwa hukum diciptakan oleh Tuhan, bukan oleh rakyat atau pemilih.

Namun mayoritas Sunni di dunia tidak setuju dan mengecam tindakan brutal mereka.

Sumber: dw.de

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO