Oase Teladan Mahfud MD

Oase Teladan Mahfud MD Ach. Taufiqil Aziz

Ketika banyak politikus mengajukan diri menjadi cawapres, MMD tampak biasa saja. Tak ambisius. Tetapi siap jika merupakan panggilan sejarah. Hingga detik-detik terakhir pengumuman cawapres, MMD menunjukkan kelasnya sebagai negarawan.

Meski tak menunjukkan ambisinya, terlalu banyak yang ingin menjegalnya. Saya termasuk menganggap biasa dalam dunia politik. Tetapi yang tidak biasa adalah saat Ketua Umum PBNU mengutarakan bahwa MMD bukan kader NU. Ini sangat menyakitkan bagi saya, Nahdliyin, dan orang Madura sekaligus.

Ini mengesankan sesuatu yang dipaksakan. Hanya karena menguatnya MMD sebagai cawapres menjadikan dirinya tak diakui oleh NU. Padahal jejak MMD di NU demikian jelas. Padahal juga, Hadratussyaikh Hasyim Asy'ari mengatakan bahwa siapapun yang mengurusi NU akan diakui sebagai santrinya. Pertanyaannya, kurang ngurus apa MMD kepada NU.

Mestinya pernyataan yang tepat, bukan karena MMD bukan kader NU. Tetapi karena bukan gerbong dari Ketua Umum PBNU hari ini.

Tapi lihatlah MMD. Ia tak pernah meng-counter serangan atas dirinya jika yang menyerangnya adalah NU. Beda saat dirinya diserang sebagai BPIP. Beliau langsung menyerang PKS. Karena bagi beliau, tak cukup hanya menepuk satu atau dua nyamuk, ia langsung menyerang sarangnya.

Teladan penting dari MMD adalah ia tak pernah kehilangan cinta untuk Indonesia dan NU. Meski dirinya telah dikecewakan. Berkali-kali. MMD memang tidak terpilih menjadi cawapres, tetapi ia telah menentukan pilihannya untuk tetap cinta kepada Indonesia.

Oase teladan MMD harus dijadikan sebagai mata air yang dapat menghilangkan dahaga dan kegersangan politik akibat SARA, ujaran kebencian, dan menuhankan kekuasaan.

*) Penulis adalah fungsionaris PKC PMII Jatim

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO