Tafsir Al-Isra 7: Al-Ihsan, Versi Burung dan Semut

Tafsir Al-Isra 7: Al-Ihsan, Versi Burung dan Semut

Kisah berbuat baik yang menuai kebaikan setimpal, "In ahsantum ahsantum li-anfusikum" telah terilustrasikan pada keikhlasan seekor burung yang melihat ada sekor semut kecemplung air dan terbawa arus. Hitungannya pasti mati tenggelam.

Mendengar sang semut berteriak meminta tolong, sang burung mengambil daun kering dan dijatuhkan tepat di dekat semut yang sedang berusaha menyelamatkan diri tadi. Semut berhasil menaiki daun dan dengan izin Allah daun itu menepi. Semut lompat ke darat dan selamat.

Hari berikutnya ada pemburu yang sedang mengincar burung tersebut, mau ditembak. Burung itu tetap santai dan bersiul-siul riang tanpa menyadari di bawahnya ada laras senapan telah mengarah kepadanya. Semut mengetahui sang burung yang kemarin menolong dia sedang dalam keadaan bahaya, lalu segera merambat dan menyusup ke lengan baju pemburu.

Begitu pemburu memutuskan hendak menarik pelatuk senapan, tepat saat itu semut menggigit keras-keras bagian ketiaknya hingga membuat si pemburu kaget. Kekagetan tersebut membuat tangannya bergerak reflek, sehingga arah bidikan melenceng jauh dari sasaran. Burung itu selamat dan cepat-cepat kabur.

Begitulah, amal itu kadang dibalas langsung dan setimpal. Menyelamatkan nyawa, nyawanya diselamatkan. Tapi ada beda, saat burung menolong semut, si semut mengerti bahwa dia ditolong oleh burung. Andai tidak, bisa mati dia.

Tapi saat si semut menolong burung hingga lolos dari bidikan pemburu, si burung tidak mengerti kalau keselamatan dirinya itu atas jasa semut, ditolong semut. Burung tentu beranggapan bahwa selamatnya dia murni karena keberuntungan dirinya. Dalam jurnal sufistik, keduanya telah beramal baik, tapi amal Semut lebih ikhlas dan lebih bersih. 

Sumber: Dr. KH A Musta'in Syafi'ie M.Ag

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO