​Berbekal Kunir, Jalan Kaki Cirebon-Surabaya, Kisah Pendiri NU KH Abd Chalim (2)

​Berbekal Kunir, Jalan Kaki Cirebon-Surabaya, Kisah Pendiri NU KH Abd Chalim (2) Inilah foto KH Abdul Chalim dan "sejarah singkat" yang ditempel di dinding makamnya di Desa Leuwimunding Majalengka Corebon Jawa Barat. foto: MA/ BANGSAONLINE

CIREBON, BANGSAONLINE.com - Meski nama KH Abdul Chalim termaktub sebagai Naibul Katib atau Katib Tsani (Wakil Sekretaris) dalam struktur kepengurusan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) periode pertama, namun masyarakat - termasuk warga NU - banyak yang belum tahu siapa dan apa peran besar ulama asal Cirebon ini.

Saya – sekali lagi - sangat beruntung sempat ziarah ke makam ulama yang sangat berperan dalam melahirkan NU itu. Maqbarah atau makam ulama berparas tampan itu terletak di Desa Leuwimunding Kecamatan Leuwimunding Kabupaten Majalengka Cirebon Jawa Barat.

Suasana makamnya selain tampak sederhana juga tenang dan menyejukkan batin para peziarah. Tanpa nisan buatan seperti pada umumnya, makam Kiai Abdul Chalim cuma ditandai dua batu hitam dan pohon bunga yang tumbuh asri. Dua batu hitam itu diletakkan di antara batu-batu putih yang tertata rapi.

Catatan sejarah tentang Kiai Abdul Chalim memang sangat minim. Padahal Kiai Abdul Chalim yang kabarnya sangat disayangi Hadratussyaikh KH Muhammad Hasyim Asy'ari, pendiri NU, itu dikenal sebagai penulis buku, termasuk sejarah NU periode awal.

Di makamnya ada "sejarah singkat" yang ditempel di dinding. Pada "sejarah singkat" itu selain dipasang lambang NU juga ada foto Kiai Abul Chalim. Di situ tertulis bahwa Kiai Abdul Chalim lahir di Leuwimunding pada 1898 dan wafat pada 1972. Peran penting Kiai Abdul Chalim juga ditulis, yaitu sebagai pendiri dan komunikator berdirinya NU.

Kiai Abdul Chalim juga tercatat sebagai penulis buku-buku sejarah perjuangan KH Abdul Wahab Hasbullah, perintis Pergunu dan anggota MPRS RI. Ia juga tertulis sebagai Khatib Tsani PBNU Pertama.

Dari segi silsilah, ternyata Kiai Abdul Chalim keturunan Sunan Gunung Jati. Ia lahir dari pasangan Kedung Wongsagama dan Nyai Satimah.  

Dr KH Asep Saifuddin Chalim, putra Kiai Abdul Chalim, yang kini jadi ulama besar dan pengasuh Pondok Pesantren Amanatul Ummah Surabaya dan Pacet Mojokerto Jawa Timur mengaku baru belakangan ini mau berbicara tentang ayahnya itu di muka umum. ”Ya setelah saya punya uang (kaya-red). Dulu saya sewaktu melarat (miskin) tak pernah bicara ayah saya sebagai pendiri NU. Saya gak PD (percaya diri) dan takut dikira ngaku-ngaku,” kata Kiai Asep Saifuddin Chalim kepada bangsaonline.com sembari tersenyum.

Kini setelah ia popular sebagai ulama besar dan disebut-sebut sebagai ulama terkaya di Jawa Timur ia mulai menjelaskan siapa ayahnya itu. “Ayah saya itu temannya Kiai Abdul Wahab Hasbullah ketika belajar di Makkah,” tuturnya.

Sumber: MA

Lihat juga video 'Dulu Banyak Sinis dan Tertawa, Kini Miliki 12.000 Santri, ini Ijazah Amalan Kiai Asep':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO