Stok Bahan Baku Habis, Pabrik Garam Beryodium di Jombang akan Berhenti Produksi Sementara

Stok Bahan Baku Habis, Pabrik Garam Beryodium di Jombang akan Berhenti Produksi Sementara Proses produksi garam beryodium di PT SS di Dusun Banjarpoh, Desa Pulorejo, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Jombang, Sabtu (15/7/2017). foto: ROMZA/ BANGSAONLINE

JOMBANG, BANGSAONLINE.com - PT Surya Samudera (SS) yang merupakan pabrik pengolahan garam di Dusun Banjarpoh, Desa Pulorejo, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Jombang terancam menghentikan produksi sementara. Itu setelah manajemen pabrik kesulitan mendapatkan bahan baku garam selama hampir tiga bulan terakhir.

Hingga hari Sabtu (15/7/2017), PT SS hanya memiliki stok bahan baku 5 ton garam. Padahal biasanya setiap hari perusahaan tersebut bisa memproduksi hingga 12 ton. “Hari ini kami produksi terakhir hanya sekitar 5 ton. Karena sejak sekitar tiga bulan lalu sampai sekarang kami belum mendapatkan kiriman bahan baku garam,” ujar Siti Aisyah, Manajer Logistik PT SS kepada Bangsaonline.com, Sabtu (15/7/2017).

Menurut Aisyah, pihaknya biasanya mendapat kiriman bahan baku garam dari daerah Madura, Sidoarjo, dan Gresik. Sayangnya, saat ini petani garam selalu mengalami gagal panen. Sehingga pabrik kesulitan memperoleh kiriman stok.

“Petaninya gagal panen karena di sana hujan masih turun. Itu yang menjadi penyebab kami kesulitan mendapatkan bahan baku garam,” jelasnya.

Perempuan berjilbab ini menyatakan, pihaknya akan menghentikan sementara produksi apabila bahan baku tetap tidak bisa didapatkan. “Karena hari ini sudah habis bahan baku garamnya, maka kalau sampai besok Minggu (18/7/2017), kami belum bisa mendapatkan bahan baku garam lagi, terpaksa produksi kami hentikan sementara. Ada 60 karyawan harus kami ‘rumahkan’ sementara,” ungkap Aisyah.

PT SS mengolah garam rakyat dengan menggilingnya bersama yodium, dengan perbandingan yang sesuati aturan. Selanjutnya, garam yang sudah bercampur yodium dicetak dalam bentuk briket (mirip kubus segi empat) dengan ukuran sekitar 3 sentimeter x 3 sentimeter x 1,5 sentimeter.

Selain itu, ada juga dalam bentuk tabur, untuk garam meja yang dikemas dalam plastik satu kilogram. “Kalau normal, briket isi 20 biji harganya Rp 2.100 per kemasan (berat sekitar 7 ons). Namun kini harga Rp 3.500 per kemasan ambil di pabrik. Sedangkan garam tabur Rp 6.000 per kilogram dari sebelumnya Rp 4.000 per kemasan,” pungkas Aisyah sembari menunjukkan produk garam pabriknya. (rom)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'SNG Cargo: Warna Baru Industri Logistik di Indonesia':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO