Gandeng Artis Ibu Kota, Pagelaran Seni dan Budaya Bertajuk "Eksotika Bromo" Hipnotis Pengunjung

Gandeng Artis Ibu Kota, Pagelaran Seni dan Budaya Bertajuk "Eksotika Bromo" Hipnotis Pengunjung Bupati Tantri saat memberikan sambutan.

PROBOLINGGO, BANGSAONLINE.com - Keindahan memang cukup menarik untuk dikunjungi. Rugi rasanya, jika tak dapat menikmati pesona Gunung terindah yang sudah teruji hingga ke mancanegara itu. Kini, untuk memoles keindahan alam itu, warga Jetak yang difasilitasi dan didukung penuh Pemkab Probolinggo menggelar Event kesenian dan budaya bertajuk "Eksotika Bromo".

Event itu sendiri digelar selama tiga hari berturut-turut dimulai Jum'at (7/7) hingga Minggu (9/7) mendatang. Menariknya, di hari Minggu sendiri, digelar perayaan Yadhya Kasada. Jum'at (7/7) kemarin, event itu sudah digeber di lautan pasir .

Event ini memang pertama kali digelar, namun antusias pengunjung cukup meriah dan hingga membuat mereka terhipnotis dengan efek dari tampilan kesenian dan artis yang sengaja didatangkan pihak penyelenggara.

Diawali dengan pertunjukan kesenian lokal Jaranan Jetak menyambut kedatangan pengunjung yang akan masuk ke arena pagelaran. Kemudian dilanjutkan atraksi musik Daul Sakera dari Pamekasan Madura yang cukup interaktif mengajak tamu undangan menari bersama.

Alhasil Kapolres Probolinggo AKBP Arman Asmara Syarifuddin dan Kasdim 0820 Probolinggo Mayor Inf. Teguh Hery Wignyono serta beberapa tamu undangan yang lain ikut menari mengikuti alunan musik yang dimainkan Daul Sakera.

Pertunjukan musik yang atraktif dan interaktif juga ditampilkan oleh musik Jegog Suar Agung dari Jembrana, Bali yang menggunakan alat musik tradisional dari bambu. Mereka menyebut musik yang hanya menggunakan empat nada itu sebagai musik petani.

Bupati Probolinggo Hj. P. Tantriana Sari, SE berkesempatan untuk ikut serta dalam pertunjukan tersebut sebagai konduktor yang memandu nada-nada yang harus dimainkan oleh para pemusik. Daerah tetangga Probolinggo, Lumajang juga ikut menampilkan kesenian tradisionalnya, yaitu tari Mahameru dan tari Jaranan Slining sebagai tari penyambutan.

Pada kesempatan tersebut, Dirjen Konservasi Sumber Daya Alam pada Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI, Wiratno, membacakan memori Raffles yang ada dalam buku The History of Java. Buku yang ditulis 200 tahun yang lalu ini antara lain mengisahkan kehidupan masyarakat suku Tengger pada masa itu.

Lihat juga video 'Hati-Hati, Ruas Jalan Menuju Gunung Bromo Longsor':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO