Menelusuri Jejak Kampung Religi di Surabaya (15): Ribuan Jemaah Ishari Padati Haul Mbah Karimah

Menelusuri Jejak Kampung Religi di Surabaya (15): Ribuan Jemaah Ishari Padati Haul Mbah Karimah Ishari sedang beraksi di lokasi makam saat digelar Haul Mbah Karimah Wiroseroyo.

Dari 24.000 jamaah Ishari itu semuanya mendapat jamuan makan tanpa terkecuali. Hingga panitia sampai menyembelih sapi sebanyak tiga ekor itu masih kurang. “Sehingga yang membantu memasak itu satu kali memasak 1 kuintal daging sapi,” kenangnya.

Dalam haul itu ada juga Qotmil Quran bil Ghoib yang dihadiri oleh Hafidz-Hafidzah se-Jatim sekitar 700 orang untuk membaca Quran tanpa buka Quran (ghaib), yakni dengan hafalan.

Untuk meringankan beban, oleh panitia disebarlah mereka ke masjid dan musala di sekitar Masjid Rahmat, termasuk di rumah Ketua Yayasan Masjid Rahmat, Mansyur, yang beralamatkan di Jl Raya Pakis No. 76, Kel. Pakis, Kec. Sawahan, Surabaya.

Haul Mbah Karimah Wiroseroyo digelar setiap akhir Jumadil Awal atau awal Jumadil Akhir. Sekarang haul yang ke berapa, sekitar 500-an lebih meninggalnya, sejaman dengan Sunan Ampel. “Ada cerita tersendiri dibalik penetapan waktu haul Mbah Karimah itu,” tandasnya.

Jaman dahulu sebelum peringatan haul sekarang ini, ada pertanda alam yakni kumbang kuning (lebah berpunggung warna kuning) terbang dari makam Mbah Karimah menuju Masjid Rahmat. “Saat pagi ke masjid lalu pergi pada sore harinya,” ceritanya.

Kejadian itu sering terjadi saat menjelang Haul Mbah Karimah. Sekarang pun masih ada lebah (tawon) yang beterbangan tapi tidak sebanyak dulu. “Terkait kebiasaan kumbang itu yang sering terjadi pada akhir Jumadil Awal dan Awal Jumadil Akhir itu maka Haul Mbah Karimah sering digelar pada kedua waktu tersebut hingga sekarang,” tegasnya. (ian/lan)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO