Pustaka Tebuireng Terbitkan Memoar Tokoh NU yang Terlupakan

Pustaka Tebuireng Terbitkan Memoar Tokoh NU yang Terlupakan

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Surabaya Muhibbin Zuhri mengkritik dominannya orientasi politik di kalangan aktivis mahasiswa. Hal itu diungkapkannya saat peluncuran buku "Membuka Ingatan: Memoar Tokoh NU yang Terlupakan", di Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya, Selasa (11/4/2017).

Menurut dia, mayoritas organisasi kemahasiswaan cenderung mendoktrin kader-kadernya dengan orientasi politik atau mendorong mereka memasuki dunia politik. “Kok tidak ada ya, aktivis sekarang yang mau jadi imam masjid,” kelakar Muhibbin, yang sontak memicu tawa hadirin.

Pengasuh Pesantren KH Salahuddin Wahid yang hadir dalam peluncuran buku tersebut menuturkan, tokoh-tokoh yang diulas dalam buku setebal 500 halaman itu tidak banyak dikenal oleh masyarakat luas. Mereka adalah Subhan ZE, Mahbub Djunaedi, Zamroni, Asmah Syahruni, Prof. Dr. M. Tolchah Mansoer dan dr. Fahmi Dja'far Saifuddin.

Menurut mantan Wakil Ketua Komnas HAM tersebut, keenam tokoh itu berjuang di dalam NU untuk menghidupkan NU. Bukan malah mencari hidup di NU. “Sekarang 'kan banyak yang tidak membesarkan NU, malah mengecilkan NU,” kata Gus Solah.

Dalam sambutannya, Rektor UINSA Surabaya Abd. A'la mengatakan bahwa buku terbitan Pustaka ini hadir di saat yang tepat. Menurutnya, tokoh-tokoh yang diulas dalam buku ini patut dijadikan inspirasi bagi generasi sekarang, khususnya kalangan NU dan pegiat organisasi kemahasiswaan.

"Semua tokoh itu adalah orang-orang yang ikhlas dalam membangun NU dan bangsa," kata pria kelahiran Sumenep ini.

Dalam kesempatan tersebut, Nyai Hj. Farida Salahuddin Wahid yang hadir mendampingi Gus Solah "ditodong" menjadi narasumber dadakan oleh Rektor UINSA Abd. A’la. Adik kandung dr. Fahmi D. Saifuddin itu menceritakan pengalamannya berinteraksi dengan beberapa tokoh yang diulas dalam buku itu.

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO