Perang Bintang Pilgub Jatim 2018, The Initiative Rilis Empat Figur Terpopuler di Jatim

Perang Bintang Pilgub Jatim 2018, The Initiative Rilis Empat Figur Terpopuler di Jatim foto: detikcom

Lalu, Azwar Anas yang meraih 11% tersebut, pemberitaan positifnya 90,48%. Sedangkan pemberitaan negatifnya 4,76%. Berita tertinggi dari Bupati Banyuwangi ini soal pariwisata sebanyak 36,67% dan masalah ekonomi 16%.

"Dari setiap opinion leader tersebut tentunya memiliki kategori masing-masing di isu yang paling sering dibicarakan di media. Juga dengan potensi dan permasalahan yang harus dihadapi Provinsi Jawa Timur antara lain permasalahan agraria, pertambangan, SARA, ekologi, tata ruang dan wilayah," katanya.

Dari sini, didapat pula kriteria kepemimpinan harus menjadi catatan penting bagi warga Jawa Timur untuk ke depan. "Kami memuat empat hal dalam kriteria penting tersebut memilih pemimpin Jatim mendatang," tegas Doktor dari Murdoch University ini.

Kriteria, pertama integrity, atas antikorupsi, antipolitik uang, dan berani melakukan kontrak politik. Kedua, problem solver, berorientasi public values-bertindak pragmatis, inovatif, mengukur risiko dari suatu kebijakan. Ketiga, solidarity maker, kemampuan membangun social networking, mendorong partisipasi, mengambil inisiatif untuk menyelesaikan konflik. Keempat, political capital memiliki basis politik dari partai politik, maupun basis sosial dari organisasi masyarakat dan keagamaan.

Dari empat nama opinion leader tersebut, semuanya memiliki integritas. Untuk katagori pemimpin problem solver, memunculkan nama Risma, Khofifah, dan Azwar Anas.

Untuk kategori pemimpin solidarity maker memunculkan nama Gus Ipul dan Khofifah. Untuk kategori pemimpin political capital memunculkan nama Khofifah, Risma, dan Gus Ipul.

Sementara itu, kecilnya hasil survei untuk nama Abdul Halim Iskandar juga menjadi perhatian peserta diskusi. Pasalnya, ketua DPRD Jatim yang dikenalkan dengan sebutan Pak Halim ini merupakan satu-satunya tokoh yang tegas menyatakan maju Pilgub diusung Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Jatim.

"Jika nama Pak Halim itu hanya bersama tokoh-tokoh, itu artinya memang tokoh ini hampir tidak terbaca media. Namun perlu dipahami pula bahwa politik itu yang terlihat dan tidak terlihat," imbuh Andri Arianto, pengajar Sosiologi UIN Sunan Ampel. (mdr/rev)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO