Tak hanya itu, Huda juga mengingatkan soal warga terdampak pembangunan maupun aktivitas Kilang Minyak, agar nantinya diberikan ganti rugi atau tali asih.
"Bagi warga yang kehilangan lahan sebaiknya diberi pekerjaan pengganti. Bisa mengganti pekerjaannya dengan usaha ternak maupun kegiatan yang lainnya. Meski warga menggarap di lahan perhutani, tetap saja para warga diarahkan pada kegiatan lain yang penghasilannya sama ketika menjadi petani," pungkasnya.
Sementara itu, Direktur Mega Proyek Pengolahan dan Petrokimia PT Pertamina, Rachmad Hardadi menjelaskan bahwa pembangunan kilang minyak kerjasama antara Pertamina dan Rosneft Oil Company akan membutuhkan tenaga kerja sekitar 35 ribu sampai 50 ribu orang. Proyek ini akan dimulai pada Juni mendatang.
Ia berjanji akan mengutamakan tenaga kerja lokal. "Tenaga kerja proyek pembangunan kilang minyak akan kita prioritaskan tenaga kerja lokal," kata Rachmad Hardadi
Ia membeberkan, proyek pembangunan kilang minyak terbesar se-Indonesia tersebut dipastikan dapat menimbulkan multiplayer efek yang tidak sedikit. Misalnya, seperti usaha kuliner, kos-kosan, laundry, dan berbagai usaha lainnya.
"Nanti setelah berdiri pasti akan berdampak positif bagi masyarakat Tuban, khususnya sekitar perusahaan," terangnya. (wan/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News