Para Wisatawan Berdatangan Lagi, Pantai Pulau Merah Kembali Bersih

Para Wisatawan Berdatangan Lagi, Pantai Pulau Merah Kembali Bersih Pantai Pulau Merah yang jadi salah satu destinasi wisata andalan di Banyuwangi.

BANYUWANGI, BANGSAONLINE.com - Setelah sempat keruh karena imbas banjir lumpur, Pantai Pulau Merah di Kabupaten kini bersih kembali. Warna biru laut kembali seperti sediakala, sehingga pasir yang putih langsung terlihat di bawah air di bibir pantai.

Normalisasi Sungai Katak yang berhilir ke pantai dilakukan dengan melakukan penyedotan lumpur. Lahan yang sempat tergerus banjir juga diperbaiki. Aktivitas wisatawan kembali normal. Bus-bus dan kendaraan dari berbagai kota kembali memadati pantai selatan Jawa tersebut.

"Lautnya biru dan pasirnya putih. Saya senang bisa berwisata ke sini, besok akan lanjut lagi ke Kawah Ijen," cerita Annisa, wisatawan asal Sidoarjo. Larasati, wisatawan lainnya yang datang dari Bandung, mengatakan, dirinya sempat melihat berita pantai tersebut terkena banjir lumpur.

Namun, dia bersyukur saat tiba di , pantai sudah kembali bersih. "Saya serombongan sepuluh orang. Kita satu paket perjalanan, dua hari di , lalu lanjut Bali. Minggu siang mendarat di , tapi sehari sebelumnya sempat baca berita soal adanya lumpur. Senang sudah bersih, jadi bisa menikmati pantai," kata mahasiswi kampus negeri di Bandung ini.

Sementara itu, Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Chusnus Khotimah mengatakan, pihaknya akan terus memastikan normalisasi Sungai Katak yang berhilir ke Pantai Pulau Merah berjalan optimal.

Pemda setempat juga menetapkan tenggat waktu pembangunan tiga dam tersisa bisa selesai dalam tiga bulan, sehingga bisa menampung air hujan jika terjadi curah hujan ekstrem hingga 200 mm seperti yang terjadi beberapa hari terakhir. Sehingga total bisa terbangun enam dam, di mana tiga dam sebelumnya sudah selesai pembangunannya.

Sementara itu, Bupati Abdullah Azwar Anas mengirim sendiri surat teguran pertama kepada PT Bumi Suksesindo (BSI) selaku pemegang izin pengelolaan tambang emas di Bukit Tumpang Pitu, Senin (22/8). Anas pun mendatangi kantor PT BSI.

”Ini kali pertama sejak saya menjabat sebagai bupati, saya kirim sendiri surat teguran. Sebelum-sebelumnya kepada pihak lain yang tidak mematuhi aturan, surat teguran biasanya diantar staf terkait. Ini menunjukkan saya benar-benar memperingatkan PT BSI untuk segera menyelesaikan pembangunan enam dam, dan ke depan harus patuh pada dokumen lingkungan yang telah ditetapkan,” kata Anas.

Teguran diberikan terkait belum selesainya pembangunan enam dam yang disanggupi BSI sesuai dengan dokumen lingkungan. Saat ini, BSI baru menyelesaikan pembangunan tiga dam.

Akibatnya, saat hujan deras yang mengguyur beberapa hari lalu, lumpur dan sampah terbawa hingga ke hilir, termasuk ke Sungai Katak yang membawanya hingga ke Pantai Pulau Merah.

”Kami perintahkan ke BSI untuk menyelesaikan pembangunan tiga dam dalam kurun waktu tiga bulan. Semua proses akan berjalan sebagaimana peraturan yang berlaku,” ujarnya.

Dengan teguran ini, sambung Anas, diharapkan agar BSI bisa segera menyelesaikan semua perencanaan yang telah ditetapkan. Selain itu, Anas berharap agar BSI juga turut aktif menjawab pertanyaan-pertanyaan masyarakat terkait aktivitas penambangan.

Ini karena banyak masyarakat yang belum mengerti perihal aktivitas penambangan emas di Tumpang Pitu. Seperti banyak yang mengira aktivitas penambangan mengambil air dari sungai atau air bawah tanah. Padahal nyatanya tidak. Demikian juga banyak yang mengira akitivitas penambangan sudah berjalan, padahal belum.

”Ke depan, BSI harus benar-benar patuh pada dokumen lingkungan yang juga telah disupervisi banyak pihak, termasuk dari pemerintah provinsi dan pemerintah pusat melalui kementerian terkait,” tegas Anas.

Plt Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Chusnul Chotimah mengatakan, dari pemantauan langsung yang dilakukan, PT BSI memang sedang membangun sejumlah dam pengendali.

”Dari hasil pantauan, dam 6 sudah 100 persen selesai, dam 5 sudah 90 persen selesai. Sementara dam 4 dengan tampungan air terbesar yaitu 400 ribu m3 sudah 50 persen berjalan. Dan progress ini sesuai dengan dokumen lingkungan yang telah dibuat,” ujar Husnul.

Direktur PT. BSI Cahyono Seto menyambut terbuka atas teguran yang diberikan Pemkab . Seto pun menyanggupi permintaan Bupati Anas untuk menyelesaikan pembangunan seluruh dam dalam waktu 3 bulan. ”Untuk pembangunan dam, kami sudah mempunyai jadwal rencana pengerjaan, kami yakin dalam waktu 3 bulan bisa selesai,” ujarnya.

BSI membangun dam berkapasitas total 1,98 juta m3. Dam itu digunakan untuk menampung dan menyimpan air hujan yang akan digunakan untuk aktivitas perusahaan. Jadi, BSI tidak memakai air tanah dan air sungai untuk kebutuhan perusahaan. (bwi1/dur)

Lihat juga video 'Cuaca Kurang Bersahabat, Pelabuhan Ketapang-Gilimanuk Ditutup':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO