Dijual, 23 TKW jadi PSK di Malaysia, Sehari Dipaksa Layani Sembilan Pria Hidung Belang

Dijual, 23 TKW jadi PSK di Malaysia, Sehari Dipaksa Layani Sembilan Pria Hidung Belang Umar Surya Fana

"Dengan alasan sakit meminta izin untuk berobat ke Klinik di Kuala Lumpur. Korban kemudian (pergi) ke Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) untuk melapor," jelasnya.

Selanjutnya kata dia, KBRI dan Satgas TPPO bekerja sama dengan Satgas Malaysia yang dikenal dengan sebutan D9. Atas kerja sama tersebut sambungnya 18 korban dari 23 korban TPPO akhirnya berhasil diselamatkan.

"Salah satu korban dibawa ke Indonesia untuk kepentingan pembuatan laporan polisi," ujar Umar.

Dari korban inilah kata Umar selanjutnya diamankan dua tersangka pasangan suami istri pada 27 Juli 2016. Sedangkan satu tersangka dari pihak imigrasi diamankan pada 28 Juli 2016 di halaman kantor Imigrasi Jakarta.

"Total korban terdata 23 yang sudah ketemu baru 18. Sisanya kita masih belum tahu ada di mana. Kita sudah kerjam sama dengan pihak kepolisan PDRM. Sampai saat ini tadi pagi masih komunikasi dengan saya mereka masih akan berusaha mencari," jelasnya.

Sementara berdasarkan keterangan kepolisian, seperti diceritakan salah satu korban, YS, mereka yang dipaksa jadi PSK itu bisa melayani lelaki hidung belang empat sampai sembilan kali per hari.

“Kami telah berkoordinasi dengan pihak Kementerian Luar Negeri untuk mendalami kasus ini dan menyelamatkan para korban. Para penyidik juga akan dikirim ke Malaysia,” kata Umar.

Di sisi lain, Polisi mensinyalir ada keterlibatan oknum Imigrasi DKI Jakarta dalam kasus Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) pada 23 perempuan yang dijual dan dijadikan sebagai PSK di Malaysia.

Kombes Umar Surya Fana mengatakan, pihaknya tidak menutup kemungkinan ada oknum imigrasi yang akan dijadikan tersangka di kasus ini menyusul tiga tersangka lainnya yang telah ditahan di Bareskrim.

"jadi di kasus ini ada tiga tersangka, pasutri yang berperan merekrut dan tersangka SH sebagai pengurus dokumen paspor. SH ini yang punya link ke pihak Imigrasi," ujar Umar.

Dibeberkan Umar, keterlibatan pihak Imigrasi tercium dari paspor yang dibuat oleh SH, dimana SH memanfaatkan paspor yang sudah hilang.

Nantinya, data-data dalam paspor yang hilang itu menggunakan data lama sesuai pemilik paspor sebelumnya. Sedangkan foto paspor menggunakan foto para korban. (jpnn/yah/lan)

Sumber: jpnn.com

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO