Tafsir Al-Nahl 90: Kerabat Kita, Kerabat Tuhan

Tafsir Al-Nahl 90: Kerabat Kita, Kerabat Tuhan

Oleh: Dr. KHA Musta'in Syafi'ie MAg. . .   

BANGSAONLINE.com - "Inna allaaha ya'muru bial’adli waal-ihsaani wa-iitaa-i dzii alqurbaa wayanhaa ‘ani alfahsyaa-i waalmunkari waalbaghyi ya’izhukum la’allakum tadzakkaruuna".

Nomor tiga dari tiga amal baik yang diperintahkan pada ayat ini adalah menyantuni keluarga dekat, "ita' dzil qurba". Setelah Tuhan membisikkan kita agar berbuat adil dan berlaku ihsan kepada diri kita dan kepada orang lain, kini Tuhan memerintahkan agat umat islam berbaik-baik dengan keluarga dekatnya. Kata "ita'" pada ayat ini berkomnotasi amal sosial, memberi, menyantuni, membantu keuangan atau apa saja yang bersifat bantuan material.

Keluarga dekat yang miskin mempunyai dua hak, pertama: atas nama keluarga dekat dan atas nama miskin. Jadi, zakat atau sedekah mesti diberikan kepada mereka ketimbang kepada orang lain. Termasuk peluang pekerjaan, wajib diberikan kepada keluarga dari pada orang lain. Jika ada orang kaya dan serba berkecukupan, peluang kerja ada di usahanya atau di bidang yang dikuasainya, maka berdosalah jika sampai ada keluarganya yang miskin tanpa pekerjaan. Walhasil, kehidupan keluarga dekat itu adalah tanggungan kita, sesuai urutan nasabnya dan sesuai kemampuan yang ada.

Apalagi jika keluarga dekat yang miskin dan bertetangga, maka punya tiga hak: hak sebagai keluarga, sebagai tetangga dan hak sebagai seorang miskin, maka ini yang lebih depan diperhatikan. Jika ada keluarga dekat agak jauh tempatnya dan ada tetangga dekat yang sama-sama miskin, lalu siapa yang harus diprioritaskan?.

Petunjuk lahiriah ayat ini, yang diutamakan adalah keluarga dekat meskipun jauh tempatnya. Andai hanya ada satu peluang pekerjaan, maka harus diberikan kepada keluarga dekat. Dasar pemikiran ini, - selain karena bunyi ayat kaji ini menunjuk demikian - , bahwa keluarga dekat tersebut punya pertalian kekerabatan, hubungan silatur-rahim, jaringan nasab yang melekat pada darah daging kita.

Kata "rahim" dalam terma "shilatur-Rahim" serumpun dengan sifat Tuhan "al-Rahman, al-Rahim", Mahakasih dan Mahasayang. Terma itu menggambarkan betapa sanak famili dan keluarga dekat adalah rumpun ciptaan yang dicipta Tuhan dengan kasih sayang-Nya. Barang siapa yang menyambung sanak famili sama dengan menyambungkan ciptaan Tuhan yang sedang berserakan di mana-mana. Menyambung sanak famili pasti mendapat kasih sayang dari Tuhan yang maha sayang.

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO