Jemaah Naqsabandiyah Baru Mulai Puasa Besok, Tarekat Syattariyah Baru Lihat Hilal

Jemaah Naqsabandiyah Baru Mulai Puasa Besok, Tarekat Syattariyah Baru Lihat Hilal Suasana buka puasa bersama di Masjid Istiqlal. Di hari pertama puasa Ramadan, ribuan orang mendatangi masjid tersebut untuk berbuka puasa bersama. foto: detikcom

"Kami kira, kebetulan saja namanya sama, akan tetapi landasan dalam menetapkan awal berbeda. Kami tetap mengedepankan rukyatul hilal, mengikuti ketentuan pemerintah dan NU," katanya.

Tarekat Naqsabandiyah Mudzhariyah yang terpusat di Desa Gersempal, Sampang, Madura ini, merupakan jamaah tarekat di Jawa Timur, dengan jumlah jamaah mencapai puluhan ribu.

Selain tersebar di empat kabupaten di Pulau Madura, jamaah tarekat ini, juga tersebat di kepulauan, serta di daerah tapal kuda, Jawa Timur, seperti Situbondo, Bondowoso, dan Probolinggo, Jawa Timur.

Di sisi lain, hingga kemarin Jemaah Tarekat Syattariyah belum melaksanakan ibadah puasa. Proses melihat hilal jemaah tersebut baru akan dilakukan pada Selasa (7/6) sore. Sebelumnya, penentuan proses melihat hilal yang dinamakan dengan Maniliak Bulan ini didahului dengan sidang ulama Syattariyah.

“Para ulama terlebih dulu Hisab Taqwin. Musyawarah untuk urut tahun dan urut bulan. Dimufakatkan, Selasa baru maniliak bulan. Maniliak bulan dilakukan sekitar pukul sekitar pukul 17.30,” ungkap pimpinan Syattariyah Nagari Ulakan, Padangpariaman, Ustadz Tuangku Qadi Ali Imran.

Menurut Tuangku Ali Imran, para ulama Tarekat Syattariyah dan masyarakat akan melihat bulan dari pinggir pantai depan halaman makam Syech Burhanuddin di Ulakan.

Jika bulan memang terlihat, maka pada malam harinya akan langsung shalat tarawih, dan besoknya puasa. Namun, jika tidak, maka para ulama akan mengadakan sidang isbat, untuk menggenapkan Bulan Syakban sebanyak 30 hari. “Melihat bulan dilakukan dengan mata telanjang,” ujarnya.

Kata Tuangku Ali Imran, selain jamaah Syattariyah dari dalam Sumbar, seperti Solok, Agam, dan tentunya Padangpariaman, ada juga yang datang dari Pulau Jawa, seperti Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. “Semuanya akan berkumpul di Ulakan untuk manilik bulan,” ujarnya.

Wakil Bupati Padangpariaman, Suhatri Bur menyampaikan, meski berbeda dengan pemerintah dan aliran lainnya, jangan lantas menjadikan sebagai perpecahan. Untuk itu, dia mengimbau untuk saling memahami dan memulai dengan khusuk dan menjalankan sebanyak mungkin ibadah.

“Bukan perbedaannya, namun ibadahnya. Tentu semuanya sudah menurut syariaat. Jadi mari perbanyak ibadah, shalat Tarawih, baca Alquran, infak dan akhirnya berzakat,” ucapnya. (jpnn/mer/tic/lan)

Sumber: jpnn.com/merdeka.com/detik.com

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Semua Penonton Bioskop Disalami, Anekdot Gus Dur Edisi Ramadan (18)':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO