JAKARTA, BANGSAONLINE.com - Majelis Pimpinan Nasional (MPN) Himpunan Masyarakat Peduli Indonesia (HMPI) mengkritik sikap ngoyo pimpinan DPR yang hendak membangun gedung perpustakaan terbesar se-Asia Tenggara. DPR pun dinilai bebal.
"Kami melihat sktruktur berpikir DPR lucu. Harusnya mengebut rancangan undang-undang (RUU) yang urgent segera disahkan seperti RUU Pemilu dan memperkuat urusan legislasi. Jangan ngoyo, " ujar Sekjen MPN HMPI Tri Joko Susilo dalam siaran persnya, kemarin.
BACA JUGA:
- Nila, Caleg Terpilih DPR RI dari PDIP Bantu 2 Nenek Korban Kebakaran
- Toron Asareng Abah Syafi: Kuota Mudik Gratis Habis Kurang dari 1 Jam
- Risma Dicecar Gelontoran Bansos Jelang Pilpres, Realisasinya Tembus Rp85,53 Triliun
- Komisi IX DPR RI-BKKBN Gencar Kampanye Program Penurunan Stunting di Depok, Berikut Programnya
Menurut Tri, keinginan kuat DPR membangun perpustakaan terbesar se-Asia adalah proyek 'frustasi' lantaran tidak signifikannya pimpinan DPR dalam urusan legislasi selama ini, apalagi menyangkut UU yang mendesak masyarakat.
"Saya kira kalau telinga pimpinan DPR tidak mendengar jeritan rakyat, ini menjadi pelajaran dan catatan bagi masyarakat untuk mengevaluasi kinerja mereka di Pemilu mendatang," kata dia.
Seperti diberitakan sebelumnya, pimpinan DPR berencana membangun perpustakaan terbesar se-Asia Tenggara. Ketua DPR Ade Komaruddin baru akan membicarakan usul ini dengan Badan Urusan Rumah Tangga (BURT) dan fraksi-fraksi setelah reses.
Anggaran perpustakaan ini akan termasuk di dalam anggaran proyek DPR di APBN 2016 senilai Rp 570 miliar. Perpustakaan yang bisa memuat 600 buku ini nantinya akan satu gedung dengan gedung baru untuk ruang kerja anggota.
Menanggapi banyaknya kritik, Ketua Majelis Permusyaratan Rakyat (MPR) Zulkifli Hasan meminta DPR untuk mengkaji penundaan pembangunan gedung perpustakaan dengan koleksi terbesar di Asia Tenggara. Alasan Zulkifli, lantaran target penerimaan negara tidak tercapai.