
SURABAYA, BANGSAONLINE.com – Dua gadis Katolik, Margareta Wihelmina Rosa K dan Maria Devina Dwi Setyanti, datang ke Masjid Nasional Al Akbar Surabaya, Jumat (10/10/2025). Mereka mengikrarkan dua kalimat syahadat di depan Imam Besar Masjid Al Akbar KH Abdul Hamid Abdullah, SH, M.Si, yang juga disaksikan sebagian jemaah shalat Jumat, seusai shalat jemaah Jumat.
Baik Margareta maupun Maria sama-sama didampingi orang-orang dekatnya. Kiai Abdul Hamid sempat menanyakan motivasi mereka masuk Islam.
“Apakah karena mau menikah?,” tanya Kiai Abdul Hamid.
“Tidak,”jawab Maria Devina yang disaksikan para jemaah shalat Jumat yang belum pulang.
“Sudah punya calon suami?,” tanya Kiai Abdul Hamid lagi.
“Belum. Kalau teman ada,” jelas gadis kelahiran Gresik pada 11 Februari 2001 itu.
Maria juga mengatakan bahwa sekarang belum ada niatan menikah.
“Masih lama,” ujar Maria yang berdomisili di Gresik.
“Apakah keluarganya sudah tahu kalau Maria mau masuk Islam?,” tanya Kiai Abdul Hamid lagi.
“Ya, sudah tahu,” jelas Maria lagi.
Tampak Maria terharu. Ia berkali-kali mengusap wajahnya dengan tisu karena air matanya menetes.
“Sudah pernah belajar agama Islam,” tanya Kiai Abdul Hamid kemudian.
Maria menjawab belum.
“Apakah masuk Islam karena ada tekanan?,” tanya Kiai Abdul Hamid.
Maria spontan menjawab, “Tidak.”
“Sudah bisa baca syahadat?,” tanya Kiai Abdul Hamid lagi.
“Belum,” jawab Maria.
Kiai Abdul Hamid kemudian bertanya kepada Margareta. Berbeda dengan Maria yang tampakselalu haru, Margareta tampak riang. Gadis kelahiran Surabaya pada 1 Maret 2000 itu selalu tersenyum.
Ia juga mengaku sudah punya calon pendamping hidup. Ia sudah mau menikah dengan seseorang. Si calon suami bahkan ikut mengantar Margareta ke Masjid Al Akbar.
Kiai Abdul Hamid lantas menuntut gadis Katolik itu membaca dua kalimat syahadat. Tapi ketika baca arti dua kalimat syahadat mereka disuruh membaca di surat pernyataan masuk Islam.
“Kalian masuk Islam tidak hanya disaksikan orang-orang yang ada di sini (Masjid Al Akbar) tapi juga disaksikan Allah SWT,” kata Kiai Abdul Hamid yang kemudian memimpin doa dan diamini para jemaah shalat Jumat yang belum beranjak pulang.
Menurut Kiai Abdul Hamid, jika mereka konsisten memeluk Islam sampai akhir hayat, maka Allah SWT akan menata kehidupan mereka.