
BANGSAONLINE.com – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dalam situs resminya menyebut bahwa bulan Agustus menjadi puncak musim kemarau. Persiapan mendaki di musim kemarau dan hujan tentunya berbeda, terlebih di puncak musim kemarau seperti saat ini.
Bagi kalian yang suka mendaki, memperhatikan peralatan yang digunakan menjadi hal penting. Namun jika kalian masih awam, tak perlu bingung, kami akan memberi tips agar pendakian kalian lancar dan terhindar dari dehidrasi.
Sebelumnya perlu diketahui, dehidrasi merupakan kondisi di mana tubuh mengeluarkan lebih banyak cairan dari pada yang masuk. Selain karena kondisi medis, hal ini bisa disebabkan karena cuaca yang panas, sehingga pendaki mengeluarkan lebih banyak keringat. Lantas bagaimana cara mendaki saat musim kemarau? Ini tipsnya.
Pakaian
Pertama-tama, perhatikan soal pakaian. Kalian bisa gunakan pakaian berbahan nilon atau poliester. Karena kaos atau celana yang menggunakan bahan tersebut lebih tipis dan memiliki sifat quick dry, sehingga lebih nyaman digunakan saat mendaki musim kemarau.
Logistik memadai
Jika kalian tidak bisa mengira-ngira, lebih baik membawa lebih dari pada kurang, terutama soal air. Kalian juga bisa membawa suplemen larut air seperti isotonik atau vitamin. Dan bawalah makanan yang memiliki kandungan baik dan berenergi seperti cokelat, telur, termasuk gula merah yang biasa digunakan pendaki sebagai permen selama pendakian.
P3K
Pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K) menjadi peralatan yang harus selalu ada selama pendakian. P3K di gunung umumnya berupa minyak angin, balsam, antiseptik, hingga obat-obatan pribadi. Namun dalam hal ini tidak ada salahnya kalian membawa larutan oralit untuk antisipasi dehidrasi berat.
Pastikan selalu membawa jas hujan
Yang terakhir adalah jas hujan. Mungin ini tidak ada hubungannya dengan dehidrasi, namun hal ini seringkali diabaikan oleh pendaki. Mengingat kondisi cuaca di gunung yang sangat tidak menentu, sehingga tetap perlu membawa jas hujan walau di musim kemarau.
(msn)