Henok mengaku jika bahwa pelaku adalah teman akrabnya. Meski bukan anggota Yayasan Bina Kasih, namun Henok kerap mengajak Rizky dalam acara keagamaan.
"Risky bukan pengelola yayasan sini, tapi kerap ke yayasan sekadar membantu dan ngobrol dengan saya. Nah, pada waktu itu memang Rizky bersama ibu korban datang ke yayasan guna menyerahkan putrinya (korban) untuk dimediasi secara kerohanian," ungkap Henok.
Dijelaskan bahwa korban C akan dilakukan pengobatan kerohanian karena disebut terkena guna-guna.
Pihak Yayasan Bina Kasih telah menunjuk salah satu perawat perempuan berisial H untuk melakukan pengobatan kepada korban C.
Namun saat kejadian pencabulan terjadi, pelaku Rizky memerintah H agar meninggalkan korban C.
"Jadi sebenarnya kami sudah menunjuk H sebagai perawat yang menjaga C. Namun si Rizky atas persetujuan ibu korban memaksa ikut melakukan pengobatan rohani. Sebenarnya ibu korban sudah saya bilangi alangkah baiknya yang mengobati dan merawat C adalah perawat wanita bukan seorang pria," tutup Henok Cahyadi.
Pihak Unit PPA Polrestabes Surabaya akan melakukan pemeriksaan kepada ibu korban dan pihak Yayasan Bina Kasih.
"Namun ibu korban kita panggil untuk diperiksa tapi tidak datang. Saya gak tahu ada alasan apa gak mau datang," tutup Rina Shanti Nainggolan. (yan/van)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News