JAKARTA, BANGSAONLINE.com - Joshua Kurlantzick, analis politik Council on Foreign Relations (CFR), sangat pesimistis terhadap demokrasi Indonesia jika Prabowo Subianto menjadi presiden. Bahkan Joshua Kurlantzick memprediksi demokrasi akan hancur di bawah kepemimpinan Prabowo.
"Dia (Prabowo-Red) bisa menghancurkan demokrasi Indonesia dan memerintah seperti populis otoriter Jawa sebagai presiden," tulis Kurlantzick dalam artikel CFR yang dirilis pada Senin (12/2/2024).
BACA JUGA:
- Kembali Dukung Bung Karna di Pilkada 2024, DPC Gerindra Situbondo Minta Porsi Wakil
- Bawaslu Kota Batu Beberkan Langkah Tangani Politik Uang di Pemilu 2024
- Khofifah Ajak Rajut Kembali Persaudaraan Pascaputusan MK soal Pilpres 2024
- Jamaah Religi Al Fatimah dan Zahrotul Jannah Surabaya Minta Semua Pihak Sebarkan Pesan Damai
Joshua Kurlantzick menuliskan pendapatnya mengenai demokrasi di Indonesia di bawah pemerintahan Prabowo.
Kurlantzick menyebut Indonesia yang berpenduduk 270 juta orang lebih akan dipimpin secara otoriter oleh Prabowo.
Apa alasan Kurlantzick? Menurut dia, karena Prabowo memiliki hubungan dekat dengan angkatan bersenjata dan pernah menampilkan dirinya sebagai "pemimpin dari masa lalu otokratis dan dinasti Indonesia."
Memang sekarang Prabowo tampil sebagai kakek gemoy. Dalam pemilihan presiden (Pilpres) 2024, Prabowo mengubah citranya menjadi seorang pemimpin yang lembut dan lucu.
Kurlantzick mengatakan banyak kritik dan tuduhan yang dialamatkan kepada Menteri Pertahanan RI itu. Menurut dia, Prabowo dituding terlibat dalam penculikan aktivis pada 1998 silam.