Debat Hadratussyaikh dengan Kiai Uzlah, Merasa Paling Baik, Tapi Terima Uang Bupati, Uang Rakyat

Debat Hadratussyaikh dengan Kiai Uzlah, Merasa Paling Baik, Tapi Terima Uang  Bupati, Uang Rakyat Foto: bangsaonline

Debat itu tak menemui titik temu. Akhirnya Hadratussyaikh mengatakan. “Ya, sudah kita lihat saja nanti. Kalau sampean tetap berprilaku seperti ini, tak mau menemui orang karena semua orang dianggap anjing, berarti sampean yang benar,” kata Hadrattussyaikh.

Tapi jika nanti terjadi sebaliknya, kata Hadratussyaih, berarti, “Saya yang benar dan sampean salah,” kata Hadratussyaikh.

Ternyata setelah berselang beberapa hari ada seorang kanjeng datang. Ia menemui kiai yang tak mau keluar rumah itu. 

“Kanjeng itu bupati. Yaitu bupati Jombang. Ya, bupatinya Belanda. Kan saat itu jaman penjajahan Beladan,” tutur Prof Kiai Imam Ghazali Said.

Ternyata kiai yang dianggap wali itu keluar menemu si kanjeng. Bahkan bukan hanya menemui tapi juga menerima uang dari si bupati itu.

Tak lama kemudian, Hadratussyaikh pun mendatangi kiai itu lagi.

“Hadratussyaikh kan terus memonitor,” kata Kiai Imam Ghazali Said.

Saat berhadapan dengan kiai itu, Hadratussyaikh bertanya,”Sekarang siapa yang benar, saya atau sampean.”

Kiai yang selama ini merasa dirinya paling baik itu menangis. 

“Berarti sampean kan yang anjing itu. Berarti masyarakat itu orang-orang baik,” kata Hadratussyaikh.

Si kiai itu minta maaf. “Sampean menerima uang dari bupati itu. Uang itu urang rakyat,” kata Hadratussyaikh.

Debat Hadratussyaikh dan kiai itu memang sangat seru. Tapi kisah itu apa ada sumbernya? Adakah kitabnya? Kitab apa?

Nah, jawabannya ada di Podcast BANGSAONLINE Channel YouTube berjudul Pemecatan H Subchan ZE dari PBNU dan Kisah Hadratussyaikh Debat dengan Kiai Jadab. Vdeo podcast itu bisa Anda temukan di bagian akhir tulisan ini.

Di Podcast BANGSAONLINE edisi ini Anda juga bisa menyaksikan bahwa pemecatan H Subchan ZE, tokoh NU yang sangat fenomenal itu, dari Wakil Ketua PBNU berjalan dengan penuh keadaban dan happy ending karena tidak didasarkan pada kepentingan politik dan like and dislike. Tapi berpedoman pada fiqh atau syariat Islam. Luar biasa.

Simak terus Podcast BANGSAONLINE yang dipandu M Mas'ud Adnan, CEO HARIAN BANGSA dan BANGSAONLINE. Podcast BANGSAONLINE selalu mencerahkan dan memperluas wawasan bangsa. (m. mas'ud adnan)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Para Politisi Dikubur Hidup-Hidup':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO