Jokowi bahkan dituding “memanfaatkan” konstitusi untuk kepentingan politik. Kasus putra sulung Jokowi, Gibran Rakabuming Raka, yang melenggang jadi calon wakil presiden berkat “siasat” pamannya, Anwar Usman, saat menjabat ketua Mahkamah Konstitusi (MK), adalah contoh nyata yang sulit dibantah. Tak aneh, jika majalah Tempo menjuluki Gibran “anak haram konstitusi”.
Gus Dur sebaliknya. Putra KH A Wahid Hasyim itu tidak menempatkan keluarga dan pribadi sebagai prioritas nomor 1. Apalagi memakai akal bulus untuk memanfaatkan konstitusi.
Seperti dituturkan putri sulungnya, Nyai Hj Alissa Qotrunnada Munawaroh, Gus menempatkan urusan keluarga pada prioritas ke-4.
“Lis, jangan mengharap Bapak iki seperti bapake kanca-kancamu, ya. (bapaknya teman-temanmu, ya). Bapak enggak bakalan punya banyak waktu untuk kalian, karena keluarga itu prioritas Bapak keempat, Nak," tutur Alissa dalam acara Haul Gus Dur ke-13 di Pesantren Ciganjur, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Sabtu (17/12/ 2022) malam.
Lalu apa prioritas nomor 1 bagi Gus Dur? Alissa yang juga menjabat Ketua PBNU masa khidmat 2022-2027 itu menjelaskan skala prioritas Gus Dur.
“Nomor 1 Islam, nomor 2 Indonesia, nomor 3 NU, nomor 4 baru keluarga. Kamu harus bisa nerima,” lanjut Alissa menirukan dawuh Gus Dur dikutip NU Online.
Demikianlah renungan untuk mengenang jasa dan keteladanan Gus Dur dalam bernegara. Dalam suasana memperingati Haul ke-14 Gus Dur ini semoga kita bisa meneladani, terutama dalam hidup bernegara dan bermasyarakat.
Sekali lagi, semoga komitmen Gus Dur dalam bernegara bisa kita teladani. Lahul fatihah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News