Selain Kepanasan, Warga Sekitar Migas Blok Cepu Bojonegoro Juga Mulai Kekeringan

Selain Kepanasan, Warga Sekitar Migas Blok Cepu Bojonegoro Juga Mulai Kekeringan KEKERINGAN. Persawahan di sekitar ladang migas Banyu Urip Blok Cepu tampak mengering memasuki musim kemarau ini. Foto: Eky Nurhadi/BANGSAONLINE

"Sebagian petani saat ini sudah beralih menanam palawija seperti kacang tanah dan jagung," ungkapnya.

Selain itu, warga di Desa/Kecamatan Gayam juga mulai kesulitan mendapatkan air untuk pengairan persawahan. Tanah persawahan terlihat mulai mengering dan retak-retak. Rumput liar tampak mengering dan mati. Sebagian petani memilih menanam jagung di lahan sawahnya. Namun, banyak pula petani yang membiarkan lahan sawahnya itu tidak tergarap.

Persawahan di daerah sekitar ladang migas Banyu Urip Blok Cepu ini dikenal sebagai sawah tadah hujan. Persawahan hanya bisa ditanami padi saat musim hujan. Sementara, saat musim kemarau biasanya ditanami jagung, kacang tanah, kacang hijau, dan tembakau.

Sementara itu menurut Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro, Andik Sudjarwo, dirinya menjamin ketersediaan air bersih bagi masyarakat yang terdampak kekeringan di musim kemarau tahun ini. Namun, pihaknya meminta masyarakat tidak hanya mengandalkan droping air saat musim kemarau nanti.

"Sebab yang lebih penting adalah optimalisasi pemberdayaan masyarakat. Selain mengandalkan bantuan air bersih, masyarakat perlu membuat sumur bor," ungkapnya.

Tahun ini, kata dia, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro melalui Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi, dan Sosial (Disnakertransos) telah mengalokasikan anggaran untuk droping air bersih sekitar Rp 100 juta. Bantuan yang disiapkan sebanyak 250 tangki air bersih. (nur/rvl)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO