ICIS: Menolak Timnas Israel U20 Itu Amanat Konstitusi

ICIS: Menolak Timnas Israel U20 Itu Amanat Konstitusi Khariri Makmun (kiri) bersama Kiai Asep Saefuddin Chalim dan Kiai As'ad Said Ali dalam Forum Silatnas Penggerak Kader NU di Serua DepokĀ 24 November 2021.

JAKARTA, BANGSAONLINE.com - Polemik di tengah-tengah masyarakat dalam menyikapi laga tanding Timnas yang akan mengikuti Piala Dunia U20 di Indonesia terus menggelinding. Banyak pihak yang pro dan kontra merespon hal itu.

Wakil Direktur Eksekutif International Conference of Islamic Scholars () Khariri Makmun mengatakan berbagai kalangan saat ini menanti ketegasan pemerintah Indonesia agar menolak Timnas . "Momentum ini adalah saat yang tepat bagi Indonesia untuk mempertegas sikapnya sebagai negara yang mendukung kemerdekaan Palestina dengan pendekatan two states solution," ujarnya.

Menurut Khariri, Indonesia sejatinya dalam pendekatan kebijakannya meyakini bahwa two states solution atau solusi dua negara menjadi satu-satunya cara untuk merealisasikan perdamaian sekaligus meredam konflik yang terjadi di Palestina dan . "Jika persoalan ini dikembalikan pada khittahnya, mestinya polemik yang ada tidak akan menjadi berkepanjangan seperti sekarang," ujar Khariri.

Menurut pengasuh Pesantren Algebra di Bogor ini, bagi Indonesia, isu Palestina merupakan hal krusial bagi diplomasi perdamaian yang dijalankan Indonesia di dunia internasional. Penyelesaian isu tersebut dipandang penting sebagai upaya menciptakan stabilitas kawasan, tidak saja di Timur Tengah, tapi juga bagi dunia.

"Oleh karenanya, sudah tepat bagi para pemimpin Indonesia dalam beberapa forum internasional mendorong seluruh pihak untuk memberikan perhatian ekstra bagi isu perdamaian antara Palestina dan dengan memperhatikan asas keadilan dan perdamaian abadi serta berlandaskan solusi dua negara," ujarnya.

Khariri Makmun menegaskan dukungan Indonesia terhadap Palestina merupakan amanat Konstitusi, yaitu menghapuskan penjajahan dan ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. "Penolakan terhadap timnas sudah pernah terjadi sebelumnya di masa pemerintahan Presiden Soekarno, yakni ketika Timnas Indonesia memiliki peluang untuk bermain di Piala Dunia 1958. Namun skuad Garuda menolak untuk pertandingan menghadapi Timnas dalam babak kualifikasi."

Tidak hanya sampai situ. Pada Asian Games 1962, Presiden Soekarno dengan tegas juga tidak mengundang . Meskipun Pemerintah Indonesia mendapatkan sanksi, akan tetapi hal tersebut tidak menyurutkan langkah Soekarno untuk tidak mengundang Timnas bertanding di Indonesia.

"Kita butuh pemimpin yang tegas seperti Bung Karno, tidak perlu ada kompromi atau tawar menawar dalam menyikapi yang sudah melampaui batas kemanusiaan dalam memperlakukan rakyat Palestina," ujar Khariri.

Menurut catatan kiai muda alumnus Al-Azhar Mesir ini, selain Indonesia, pernah dalam sejarah ada beberapa negara yang menolak bertanding dengan timnas , seperti Iran, Argentina, Mesir, dan Turki. (tim)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO