Menteri Kelautan dan Perikanan Canangkan Desa Kupang Sidoarjo Jadi Kampung Budidaya Rumput Laut

Menteri Kelautan dan Perikanan Canangkan Desa Kupang Sidoarjo Jadi Kampung Budidaya Rumput Laut Menteri Kelautan, Sakti Wahyu Trenggono, didampingi Bupati Muhdlor saat panen rumput laut di Desa Kupang, Jabon, Sidoarjo. Foto: Ist

Hal senada disampaikan Ahmad Muhdlor yang mengapresiasi dukungan KKP dalam meningkatkan produktivitas para petani tambak di Desa Kupang ini. “Dukungan dari Menteri KKP ini sangat baik kedepannya, karena Grasilaria di Desa Kupang, ini salah satu potensi untuk ekspor cukup tinggi dan sudah ditetapkan menjadi daerah Desa Devisa di Kabupaten Sidoarjo,” cetusnya.

Di sisi lain masih membutuhkan perhatian lebih termasuk salah satunya fnfrastruktur, riset atau penelitian tentang bagaimana kemudian Grasilaria ini bisa lebih optimal, karena selama ini masih hanya ada di tiga desa,yakni desa Kupang, Kedungpandang dan Permisan ini harus diperbanyak lagi, sehingga cakupan hasilnya lebih banyak.

“Perputaran uang di Desa Devisa rumput laut ini, potensi antara 2-3 milyar tiap bulannya, bisa menghidupi 357 orang. Dampak multiefeknya sangat banyak, membutuhkan skilling up/cakupannya diperluas ke daerah lain, peningkatan mutu, dan marketnya di kembangkan lebih baik,” beber Gus Muhdlor, panggilan karib Ahmad Muhdlor.

Dijelaskan Gus Muhdlor, meski secara alami budidaya rumput laut dengan sekali tanam bisa tumbuh terus dipertambakan, namun skill up atau cakupannya harus diperluas, karena hanya di tiga Desa yaitu Desa kupang, Desa kedungpandang dan Desa Permisan.

Pihaknya ingin cakupanya ditambahkan ke daerah-daerah lain di pesisir Sidoarjo, seperti Gebang, Banjarpanji, Kedung Peluk, dan sebagainya. "Yang terpenting adalah faktor permodalan, termasuk kredit usaha daerah (Kurda) yang sekarang ini masih terus digalakkan. Kami juga siap untuk membangun infrastruktur yang ada di wilayah ini," imbuh alumni Unair ini.

Gus Muhdlor menambahkan, kemudian yang tidak kalah penting adalah market atau pemasaran yang harus ditata. "Karena bukan hanya material dasar saja yang dihasilkan tetapi juga harus menyertakan nilai tambah dari produk tersebut supaya hasil ekspor bagus," ujarnya Muhdlor.

Dengan dukungan dari Komisi XI DPR RI, Provinsi Jatim, dan KPP, Desa Kupang yang juga sebagai Desa Devisa, pihaknya optimis bakal lebih baik, sehingga bakal ditingkatkan dalam segi infrastruktur dan fasilitas pendukungnya.

“Terimakasih atas supportnya Pak menteri dan jajaran, atas nama Pemerintah Kabupaten Sidoarjo senang sekali. Harapannya tidak berhenti di sini, kami masih butuh banyak masukan dan support dari Kementerian Kelautan dan Perikanan” harap Gus Muhdlor.

Sementara itu, Ketua Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdakan) Samudera Hijau Satu, Mustofa menjelaskan, rumput laut jenis Gracilaria sp tersebut berhasil dikembangkan pembudidayaanya di lahan tambak seluas 800 hektar oleh petani setempat.

"Rata-rata produktivitas rumput laut yang dikembangkan Pokdakan Samudera Hijau Satu, kurang lebih sebanyak 15 ton perhektar. Apabila dikalkulasi dengan harga Rp 7.000 perkilogramnya dalam waktu 45 hari masyarakat dapat meraup keuntungan bersih hingga Rp13 juta (per siklus), atau sekitar Rp 8,75 juta perbulannya," ungkap Mustofa,

Mustofa menambahkan, budidaya rumput laut nyaris minim biaya produksi. Biaya produksinya paling hanya sekitar 20 persen saja, untuk bibit dan tenaga kerja. Mustofa menambahkan jika satu petani bisa menghasilkan 2 ton untuk sekali panen. Mustofa menegaskan, budidaya rumput laut ini sangat berpotensi. Sehingga pihaknya menargetkan bisa melakukan ekspor setiap tahun. (sta/mar)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO