PAMEKASAN, BANGSAONLINE.com - Dalam rangka mengenang perjuangan, sekaligus mendoakan para pendiri Masjid Nurul Huda yang berlokasi di Desa Kertagena Laok Kecamatan Kadur, Kabupaten Pamekasan, takmir masjid dan remaja masjid setempat menggelar haul akbar, sekaligus istighotsah qubro, Minggu (23/5) malam kemarin.
Haul akbar ini dihadiri ratusan jamaah putra dan putri dari desa setempat, serta undangan dari desa tetangga. Hadir pula Kiai Abdul Hakam Masduqi, Pengasuh Ponpes Cendana Kecamatan Kadur, Pamekasan. Dalam ceramahnya, Kiai Abdul Hakam Masduqi mengingatkan bahwa masjid tidak hanya sebagai tempat salat, melainkan harus multifungsi untuk berbagai kegiatan. Misalnya untuk kajian ilmu keagamaan maupun kegiatan sosial.
Sementara itu, Haji Amin Mashudi Qudsi, Ketua Takmir Masjid Nurul Huda mengungkapkan acara haul akbar ini didahului dengan khotmil qur'an pada sore harinya, yang juga digelar di masjid setempat. Kata Haji Amin, haul akbar kali ini dalam rangka menyatukan generasi-generasi keturunan dan santri Kiai Muhammad Tawi, atau yang dikenal dengan sebutan Kiai Mattawi, agar ke depan bisa satu pemikiran memakmurkan masjid ini.
Menurut Ustadz Abdul Qadir, Pembina Takmir Masjid Nurul Huda, haul akbar kali ini dalam rangka menggugah masyarakat, agar tahu sejarah berdirinya masjid yang menempati lahan seluas 1.000 meter persegi ini. Diketahui, Masjid Nurul Huda dibangun tahun 1965 oleh tujuh orang pendiri. yakni, Kiai Muhammad Tawi sekaligus sebagai pengasuh, Kiai Muhammad Syahru, Kiai Muhammad Bakri, Kiai Abdul Basyith, Atmorejo, Kiai Muhammad Ali, dan Ali Badwi Qudsi.
Masjid Nurul Huda awalnya dikenal dengan sebutan Masjid Sumur Panjelin, sebutan bagi sumur tua yang berlokasi di Dusun Mengkaan Tiga, Desa Kertagena Laok. Masjid Nurul Huda diyakini merupakan masjid pertama yang berdiri di Desa Kertagena Laok, sejak pemberontakan PKI tahun 1965. (asa/tim)