Bos Samator Produsen Oksigen Terbesar dan Tokoh Budha juga Meninggal karena Covid-19

Bos Samator Produsen Oksigen Terbesar dan Tokoh Budha juga Meninggal karena Covid-19 Dahlan Iskan. Foto: ist

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Bos Samator Group yang juga produsen oksigen terbesar di Indonesia, Arief Harsono, meninggal dunia. Tokoh Budha yang juga pemilik Novotel Samator yang terletak di Jalan Raya Kedung Baruk 26-28 Rungkut Surabaya itu meninggal karena terjangkit .

Tapi benarkah bos produsen oksigen terbesar justru meninggal karena kekurangan oksigen? Silakan baca tulisan wartawan kondang Dahlan Iskan di Disway dan BANGSAONLINE.com hari ini, Ahad 4 Juli 2021. Selamat membaca:

INI tentang tokoh lagi. Yang meninggal lagi. lagi. Teman saya lagi: Arief Harsono. Di usia 66 tahun.

Anda sudah tahu siapa ia. Tiga kali saya tulis di Disway. Satu kali di tamu podcast –salah satu yang terbanyak dilihat.

Toh saya tetap menitikkan air mata kemarin. Dua kali. Saya tidak tahan melihat Imelda, putrinya, menangis di ujung peti mati –yang siap dimasukkan ke tempat pembakaran mayat. Lalu ketika pintu yang mirip pintu lift itu membuka. Dan peti mati dimasukkan ke dalamnya. Itulah tempat kremasi modern di zaman sekarang ini.

Ia meninggal di hari yang sama dengan putri Proklamator Indonesia, Rachmawati Soekarno Putri. Jumat kemarin. Juga dengan penyebab yang sama: .

Hanya saja Mbak Rachma sudah beberapa tahun terakhir sakit. Sedang Pak Arief selalu terlihat segar bugar.

Saya masih beberapa kali kirim WA kepadanya ketika bos Samator Group itu sudah masuk rumah sakit.

"Semoga cepat sembuh," kata saya.

"Xie xie," jawabnya.

Dua hari kemudian saya kirim WA lagi.

"Masih di RS? Tanpa gejala kan? Pasti segera sehat," tulis saya.

"Terima kasih Pak Dahlan msh di RS menurut dokter kena Covid tp tdk berat," jawabnya.

Justru saya tahu ia masuk rumah sakit dari WA yang ia kirim tanggal 28 Juni. Jam 08.34 pagi. Ia masuk rumah sakit Adi Husada tengah malam sebelumnya.

Hanya di situ masih tersedia kamar. Yang lain penuh semua. Ia salah satu penasihat di lembaga pengelola rumah sakit itu.

Rupanya ia masih kepikiran dengan acara ulang tahun pertama Harian Disway. Ia memang salah satu pembicara di Webinar bisnis di masa pandemi. Ia adalah contoh pengusaha yang tetap sibuk di tengah . Pembicara lainnya adalah pemilik grup Maspion, Alim ''produk-produk Indonesia'' Markus. Juga pemilik grup Kopi Kapal Api, Soedomo.

"Selamat pagi Pak Dahlan, mhn maaf utk acara HUT Disway tgl 2 juli sy tdk bisa ikut krn kemarin sy mendadak masuk RS hasil Swab Pcr sy positif skrg lagi Diinfus dpt kmr di RS Adi husada mhn Doa Bpk semoga tdk ada apa2 xie xie".

Saya memang sering pakai bahasa Mandarin kalau berhubungan dengannya. Acara itu sendiri sebenarnya sudah dibatalkan. Saya tidak sampai hati mengundang bos-bos besar itu di tengah serangan Covid yang mengganas lagi.

Rencana awal, kami berempat berkumpul di satu ruangan di Harian Disway. Lalu pembicaraan itu disiarkan secara live. Rupanya Pak Arief belum membaca pembatalan acara itu. Sampai di RS pun masih kepikiran.

Saya mengira Pak Arief akan baik-baik saja. Ia tahu bagaimana harus menjaga diri. Usaha pokoknya adalah: memproduksi oksigen. Sukses besar. Lalu mulai merambah ke usaha-usaha lain yang masih terkait dengan bidang kesehatan.

Lihat juga video 'Detik-Detik Warga Desa Lokki Maluku Nekat Rebut Peti Jenazah Covid-19':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO