Surabaya Bus, Jual Botol Plastik Rp 500 Juta, Tagihan BBM Rp 18 M, Kalah dengan Sepeda Motor

Surabaya Bus, Jual Botol Plastik Rp 500 Juta, Tagihan BBM Rp 18 M, Kalah dengan Sepeda Motor Dahlan Iskan

Kalau naik kendaraan umum satu bulan bisa habis Rp 300 ribu. Angka itu sudah bisa untuk membayar uang muka membeli cicilan. Tinggal tambah sedikit.

Tiga tahun kemudian itu sudah menjadi miliknya.

Bandingkan kalau ia naik kendaraan umum. Tiga tahun kemudian pun ia masih akan naik kendaraan umum. Belum punya aset kendaraan pribadi.

Biaya naik kendaraan umum per bulan itu –yang nilainya sama dengan cicilan – membuat orang pilih mencicil .

Itu belum menghitung fleksibilitas . Memiliki sama dengan memiliki fleksibilitas bergerak. Ia bisa point to point. Tidak perlu berjalan dari rumah ke halte bus. Lalu juga tidak perlu jalan kaki dari halte bus ke tempat tujuan akhir. Demikian pun sebaliknya.

Fleksibilitas lainnya: bisa untuk dua orang. Kadang bisa sekalian dengan satu anak. Pun dua anak.

Saat pulang kerja, itu masih bisa dipakai mobilisasi. Sedang kalau naik kendaraan umum, pulang kerja tidak bisa ke mana-mana. Zaman sekarang tidak punya kendaraan seperti mati kutu.

Pun di hari libur. Yang naik kendaraan umum tidak punya kendaraan untuk ke mana pun.

Singkatnya, adalah angkutan yang sangat fleksibel dan terjangkau. Ia tidak hanya membeli aset tapi juga membeli fleksibilitas.

Karena itu pertambahan gila-gilaan: 8 juta setahun. Itu angka sebelum Covid-19. Perencana kota benar-benar harus memperhitungkan keberadaan yang kian dominan itu.

Tidak boleh ada kebijakan kota yang tidak memikirkan keberadaan . Ia bukan seperti becak di masa lalu: yang dianggap musuh pembangunan kota.

Sepeda motor adalah sarana kebangkitan kaum bawah. Sepeda motor telah membuat kalangan bawah punya kemampuan mengejar kalangan atas –setidaknya dalam kecepatan mobilisasi.

Dulu kalangan bawah hanya bisa jalan kaki, naik sepeda atau naik andong. Dengan cara itu bagaimana bisa kalangan bawah bersaing dengan kalangan atas.

Kini, kalangan bawah punya saran yang sama cepat dengan kalangan atas. Bahkan tidak jarang bisa lebih cepat dari mobil.

Sepeda motor adalah alat kebangkitan kalangan bawah. Hidup ! (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Mobil Angkot Terbakar di Jalan Panjang Jiwo, Sopir Luka Ringan':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO