​Bertemu di PP Al-Atiq, Bupati Ipuk Mau Undang Kiai Asep ke Pendopo Banyuwangi

​Bertemu di PP Al-Atiq, Bupati Ipuk Mau Undang Kiai Asep ke Pendopo Banyuwangi Prof. Dr. KH. Asep Saifudin Chalim, M.A. (tengah pakai jas) dan Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani (nomor dua dari kanan) serta KH. Imam Subaweh (nomor dua dari kiri) dalam acara sarasehan di Pondok Pesantren Al-Atiq Sido Agung Karetan Purwoharjo Banyuwangi, Jumat (2/4/2021). (foto: ist)

Karena itu mereka penasaran ingin tahu bagaimana strategi mengelola pesantren seperti Amanatul Ummah yang maju pesat bahkan dalam waktu singkat sudah memiliki 12.000 santri.

Menurut Kiai Asep, salah satu rahasianya adalah punya cita-cita tinggi dan berupaya keras untuk mewujudkan cita-cita itu. Yakni menjadikan pondok pesantren Amanatul Ummah sebagai lembaga pendidikan terbaik. “Karena Allah mencintai orang yang punya cita-cita tinggi,” kata Kiai Asep mengutip sebuah Hadits Nabi.

(Prof. Dr. KH. Asep Saifudin Chalim, M.A. bersama keluarga besar PP Al-Atiq Sido Agung. foto: ist.) 

Kiai Asep menuturkan, awalnya banyak yang meragukan. Apalagi Kiai Asep mendirikan pesantren di atas hutan jauh dari pemukiman penduduk. “Saya dulu ditertawakan orang,” kata Kiai Asep yang putra salah satu kiai pendiri NU, KH Abdul Chalim Luwimunding Jawa Barat.

Selain punya cita-cita tinggi, menurut Kiai Asep, juga harus rajin salat malam. “Kalau saya salat malam 12 rakaat ditambah tiga rakaat salat witir dua kali salam. Satu jam sebelum salat Subuh,” kata Kiai Asep sembari membeberkan hikmah dan kaifiyah salat malam. Kiai Asep juga mengingatkan bahwa para kiai harus mendoakan para santrinya.

Selain itu, menurut Kiai Asep, juga faktor kelompok yang bersatu. Kerena Allah, tegas Kiai Asep, akan mengabulkan doa kelompok yang bersatu. “Sebenarnya panjenengan ini lebih berhak untuk maju karena sudah punya kelompok, punya jaringan. Tapi harus bersatu. Kalau saya dulu mendirikan pesantren sendirian. Saya hanya satu karena itu bersatu,” kata Kiai Asep yang disambut tawa para kiai dang gus yang yang hadir.

Kiai Asep juga mengaku membuat pamflet atau selebaran sendiri yang ditaruh di berbagai tempat untuk promosi Amanatul Ummah. “Saya buat sendiri,” katanya menunjukkan kegigihannya dalam berjuang untuk memajukan lembaga pendidikan yang didirikannya.

Selain itu, kata Kiai Asep, harus istiqamah. “Saya selalu istiqamah mengajar ngaji anak-anak santri. Walau waktunya sedikit kita harus istiqamah,” kata Kiai Asep sembari menceritakan bahwa sepulang dari acara di inipun akan langsung mengajar ngaji santri pada pagi hari.

Kiai Asep pulang dari pukul 21.00 WIB. Kiai Asep yang masih didampingi M Mas’ud Adnan, owner HARIAN BANGSA dan BANGSAONLINE.com itu tiba di Pesantren Amanatul Ummah sekitar pukul 03.00 pagi.

Pantauan BANGSAONLINE.com, saat Kiai Asep dan Mas’ud Adnan tiba di Amanatul Ummah, ribuan santri sudah berduyun-duyun masuk ke dalam Masjid Raya KH Abdul Chalim. Para santri putra-putri itu siap-siap mengikuti salat malam 12 rakaat plus salat witir tiga rakaat dua kali salam di masjid yang terdiri dua lantai tersebut.

Kiai Asep lalu memberi pengajian di depan puluhan ribu santri itu. Tapi tak lama. Karena jadwal Kiai Asep – Jumat dan Sabtu - harus pindah ke Masjid Kampus KH Abdul Chalim yang jaraknya sekitar dua kilometer dari Pesantren Amanatul Ummah.

Di masjid kampus berlantai tiga yang diresmikan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa beberapa hari lalu itu para mahasiswa Institut KH Abdul Chalim sudah menunggu.

Kiai Asep lalu menjadi imam salat Subuh. Kemudian memberi pengajian Kitab Muchtarul Ahadits. Salah satu peserta pengajian Kitab Muchtaruh Ahadits itu adalah Ali Mannagalli, putra Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa yang kini mahasiswa Fakultas Hukum semester empat Universitas Airlangga (Unair) Surabaya. Ali Mannagalli memang alumnus Pondok Pesantren Amanatul Ummah. (mma)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Sedekah dan Zakat Rp 8 M, Kiai Asep Tak Punya Uang, Jika Tak Gemar Bersedekah':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO