Siti Khotidjah, Ibu di Bangkalan Ceritakan Kronologi Operasi Caesar Hingga Bayinya Meninggal

Siti Khotidjah, Ibu di Bangkalan Ceritakan Kronologi Operasi Caesar Hingga Bayinya Meninggal Ilustrasi tindakan operasi caesar kelahiran bayi.

Saat datang ke RSIA Syafii, Khotidjah mengaku tidak merasakan sakit ataupun kontraksi. "Bahkan saya ke RSIA Syafii di Kepang, dari Kampung Karang Gajam Perreng naik sepeda motor dan nyetir sendiri, karena saya tidak merasakan apa-apa," ujarnya.

Sesampainya di RSIA Syafii, Khotidjah mengaku tidak diperiksa lagi kandungannya, hanya diambil darah dan tensi saja. "Kemudian langsung tanda tangan untuk operasi. Baru dilakukan tindakan operasi caesar pukul 10.30 WIB. Padahal, saya sampai di RSIA Syafii pukul 8 pagi," jelasnya.

Menurut Khotidjah, setelah dilakukan tindakan operasi caesar, ternyata bayi laki-laki beratnya hanya 1,8 kilogram. Bahkan, lanjut Khotidjah dokter anak yang menangani waktu itu menjelaskan bahwa anaknya masih kurang umur alias belum saatnya lahir.

"Kata dokter anak, anak ini kurang umur, belum saatnya (lahir, red), walaupun dokter Taufik bilang sebelumnya kondisi kandungan 38-39 minggu dan berat bayi 2,8 kg, keluarnya 1,8 kg. Terus ke mana satu kilogramnya itu," ujarnya penuh tanda tanya.

"Dokter anak juga meminta saya banyak berdoa agar anak saya diberikan kesehatan, karena anak tersebut kurang umur. Anak tersebut tidak bisa menyusu, napasnya masih melalui mulut, bahkan puting susu saja belum timbul walaupun badannya berisi," terangnya.

Yang juga membuat Khotidjah bertanya-tanya, Dokter Taufik tidak pernah memeriksa dirinya pasca melahirkan lewat caesar, kecuali saat hendak mau pulang pada Senin (28/12/20) lalu. "Padahal kalau saya di Dokter Mulyadi diperiksa setiap hari, karena dua anak sebelumnya melahirkan di dokter Mulyadi," ucap Khotidjah. (uzi/ian)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO