​Dahlan Iskan: GeNose, Deteksi Covid-19 Lewat Napas, Cuma Rp 35 Ribu, 5 Menit Selesai

​Dahlan Iskan: GeNose, Deteksi Covid-19 Lewat Napas, Cuma Rp 35 Ribu, 5 Menit Selesai Dahlan Iskan

Lalu ada juga penelitian di bidang yang lebih mendesak: penyakit lumpuh layu. Yang biasanya baru ketahuan setelah dewasa. Lantas tidak bisa tertolong. "Padahal harusnya bisa diketahui ketika masih anak-anak," ujar Prof Kuwat.

Ketika ada pandemi, penelitian itu diarahkan juga ke . Dengan bantuan Badan Intelijen Negara (BIN). Sampai berhasil sekarang ini.

(GeNose, alat pendeteksi dari tim . foto: ugm.ac.id) 

Di proses uji coba GeNose itu sudah di cross-check ke sistem PCR. Mereka yang negatif di GeNose juga negatif di PCR. Demikian juga sebaliknya. Dengan persentase kesamaan 92 persen lebih.

“Penemuan Prof Kuwat ini akan menyelesaikan banyak hal. Bayangkan, 5 menit selesai. Bayangkan, biayanya hanya Rp 35.000-an. Begitu murah dibanding PCR yang ratusan ribu rupiah itu,” tulis Dahlan lagi.

Pun setelah vaksinasi nanti. Tetap bermanfaat besar. Untuk terminal-terminal bus, stasiun KA, pelabuhan, dan terutama di bandara.

Itu bisa ikut mengatasi ancaman gelombang kedua –kalau ada. Sekarang ini terlalu banyak penularan dari orang yang merasa sehat. Padahal orang itu mungkin saja kena Covid. Hanya tidak merasa. Tapi tetap bisa menularkan.

Itulah problem di mana-mana di dunia sekarang ini. Termasuk di Tiongkok. Orang seperti tanpa Covid menularkan Covid.

Temuan Prof Kuwat bisa ikut mengatasinya. Justru karena praktis, murah, dan kecepatannya.

Kok namanya GeNose?

"Dulunya saya beri nama e-Nose. Electronic-Nose. Waktu masih untuk TBC, belum untuk ," ujar Prof Kuwat. "Tambahan G itu karena ini Gadjah Mada," katanya.

Tapi seberapa kuat Prof Kuwat?

"Ayah saya petani. Awalnya beliau memberi nama saya Riyono saja," ujar Prof Kuwat.

Lalu, waktu SD sering berkelahi. Selalu menang. Riyono dianggap kuat sekali. Maka ketika lulus SD, di ijazahnya tertulis nama: Kuwat Triyana (baca: Triyono).

Zaman itu di desa seperti itu. Terutama kalau ada beberapa murid dengan nama sama.

Ternyata Kuwat memang kuat.

“Saya yang justru masih tetap di RS. Belum juga negatif Covid, setelah 9 hari opname.

Fisikawan seperti Prof Kuwat dan dokter anak seperti Dian telah mencatatkan karya kebanggaan nasional,” puji Dahlan Iskan yang tulisanya dibaca orang seantero Indonesia bahkan orang-orang di luar negeri. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Detik-Detik Warga Desa Lokki Maluku Nekat Rebut Peti Jenazah Covid-19':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO