Gelar Sekolah Lapang Pertanian, Dispertabun Kabupaten Kediri Dorong Manajemen MTS

Gelar Sekolah Lapang Pertanian, Dispertabun Kabupaten Kediri Dorong Manajemen MTS Suasana saat sekolah lapang pertanian berlangsung. (foto: ist.)

KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Dalam rangka meningkatkan sumber daya manusia (SDM) petani, Dinas Pertanian dan Perkebunan (Dispertabun) Kabupaten Kediri menggelar Sekolah Lapang Pertanian (SLP). Kegiatan ini diikuti sedikitnya 30 orang petani yang tergabung dalam lima Kelompok Tani pada Daerah Irigasi (DI) Ringinrejo di Desa Tiru Lor, Kecamatan Gurah, Kabupaten Kediri.

Kasi Perlindungan Tanaman dan Pengamanan Pangan Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Kediri, Sahat Tua mengatakan, tujuan dari kegiatan Sekolah Lapang (SL) proyek Integrated Participatory Development Management Irrigation Program (IPDMIP) ini adalah untuk merubah pola pikir petani sejak awal budidaya, sampai panen.

"Sekolah lapangan pertanian ini merupakan wadah para petani belajar, antara lain tentang organisme pengganggu tanaman (OPT) dan cara pencegahannya. Dalam sekolah lapangan pertanian ini, kami juga mengajarkan pembuatan pupuk organik dari bahan-bahan yang ada di sekitar, seperti misalnya air cucian beras, air bekas cucian ikan, kotoran sapi, dan sebagainya," kata Sahat Tua, Sabtu (12/9).

Sahat Tua berharap, materi yang didapat dari Sekolah Lapang bisa diaplikasikan oleh petani. Ia mencontohkan, seperti saat pengolahan lahan, ada proses pemupukan organik, dan saat pengolahan tanah juga ada tambahan pupuk organik cair. Dengan ilmu pembuatan pupuk organik yang telah dimiliki, nantinya petani dapat mengaplikasikan langsung terhadap tanamannya masing-masing.

"Sehingga petani sedikit demi sedikit beralih mewujudkan tanaman budidaya yang sehat dan menuju MTS (Manajemen Tanaman Sehat). Itu program Nasional yang akan kita capai. Ke depan bila terjadi pengurangan pupuk kimia, petani sudah punya jawabannya," tegas Sahat Tua.

Menurut Sahat Tua, Sekolah Lapang di Desa Tiru Lor ini sudah berjalan dalam enam kali pertemuan. Pada pertemuan kali ini peserta melakukan pengamatan terhadap Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) di lahan pertanian. Mereka terjun ke sawah untuk melihat tanaman padi milik Masroni, petani asal Dusun Sentul, Desa Tiru Lor.

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO