​Berhasil Putus Mata Rantai Penyebaran Covid-19 di Kalangan Guru, Positif Tinggal 4 Orang

​Berhasil Putus Mata Rantai Penyebaran Covid-19 di Kalangan Guru, Positif Tinggal 4 Orang Para guru SD negeri dan swasta yang mengikuti tes swab massal di Labkesda Gayungan, Selasa (1/9/2020) kemarin. (foto: ist).

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Keberhasilan Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya dalam memutus penyebaran mata rantai Covid-19 di kalangan guru SD dan SMP telah membuahkan hasil. Terbukti, setelah hampir satu bulan Dinas Kesehatan (Dinkes) gencar melakukan swab dan menemukan 393 guru yang terkonfirmasi, saat ini jumlah guru yang terpapar hanya tinggal empat orang.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya, Febria Rachmanita mengatakan, berdasarkan data terbaru per hari ini (Kamis, 3/9/2020), data kumulatif guru yang telah di-swab sebanyak 4.460 orang. Dari jumlah tersebut, hasil yang sudah keluar berjumlah 3.686 orang. Rinciannya, yakni pasien terkonfirmasi ada 394 orang dan negatif 3.280 orang.

“Hari ini guru yang terkonfirmasi hanya tinggal empat orang saja. Mereka dari Kecamatan Wonocolo. Saat ini karantinanya di Hotel Asrama Haji,” kata Feny-sapaan Febria Rachmanita di Dapur Umum, Balai Kota Surabaya.

Ia menjelaskan, pasien-pasien yang terpapar tersebut sebagian besar statusnya sebagai Orang Tanpa Gejala (OTG) dan tidak memiliki komorbid (penyakit penyerta), sehingga ia memastikan proses kesembuhan mereka bisa berlangsung cepat.

"Treatment-nya tidak ada bedanya dengan pasien yang lain. Bahkan hingga hari ini kami terus melakukan tes swab kepada para guru-guru,” ungkapnya.

Tidak hanya itu, Feny mengungkapkan bahwa salah satu strategi agar pasien yang terpapar dapat lekas pulih, yakni dengan cara masif melakukan deteksi dini. Dari situlah saat diketahui hasilnya kemudian dinkes langsung bergerak cepat untuk melakukan penanganan.

“Kenapa harus dilakukan pemeriksaan masif? Karena kita harus menemukan dari awal deteksi, begitu mengetahuinya langsung kita terapi. Ini salah satu cara kita, agar pasien banyak yang sembuh,” ungkapnya.

Feny juga memaparkan, bagi para guru yang memiliki komorbid (penyakit penyerta) maka diwajibkan untuk ekstra menjaga kondisinya agar tidak kambuh. Misalnya, penyakit diabetes harus tetap mengonsumsi obat-obat yang dianjurkan agar diabetesnya tetap terkendali. “Jadi seperti diabetes itu tidak mungkin sembuh. Tetapi dia bisa terkendali,” paparnya.

Bahkan ia mengimbau kepada para guru agar memperketat dalam menjaga protokol. Terutama menjaga jarak, mengenakan masker, dan rajin cuci tangan, olahraga rutin, mengonsumsi makanan sehat, dan berjemur sebelum pukul 09.00 WIB. Jika nantinya para guru datang ke sekolah, maka dilarang untuk makan bersama-sama tanpa memerhatikan jarak.

“Apalagi ngobrol tanpa mengenakan masker. Jangan sampai itu terjadi karena kita tidak tahu virus itu ada di mana,” pesan Feny.

Feny juga mengungkapkan, hingga kemarin (Rabu, 3/9/2020) jumlah pasien kumulatif di Surabaya yang dinyatakan sembuh mencapai 9.989 orang. Angka itu merupakan bagian dari jumlah kumulatif pasien konfirmasi sebanyak 12.436 orang.

“Untuk yang dalam perawatan, yakni 1.501 terdiri dari rawat jalan 692 orang, rawat inap rumah sakit 569 orang, Hotel Asrama Haji 163 orang, dan RS Lapangan 77 kasus,” pungkasnya. (ian/zar)

Lihat juga video 'Viral, Guru SMPN di Surabaya Terekam Memukul Kepala Seorang Siswa':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO