​Berusia 6 Windu, Petrokimia Gresik Peringati HUT dengan Upacara Virtual

​Berusia 6 Windu, Petrokimia Gresik Peringati HUT dengan Upacara Virtual Dirut Petrokimia Gresik, Rahmad Pribadi saat memberikan sambutan peringatan HUT ke-48 secara virtual. (foto: ist).

Petrokimia Gresik, lanjut Rahmad, menyebutkan bahwa DNA perusahaan adalah DNA perubahan. Sejak pertama berdiri pada tahun 1972, Petrokimia Gresik selalu melakukan hal-hal transformatif.

Mulai dari memproduksi pupuk tunggal berbasis nitrogen dan fosfat, pupuk majemuk NPK pertama di Indonesia dengan basis chemical reaction, pupuk organik dengan kandungan C-Organik 12,5 persen, pupuk hayati, kemudian berkembang ke beragam produk pengembangan seperti benih, pengendalian hama, probiotik, kapur pertanian, dekomposer, sejumlah produk olahan pertanian, serta beragam produk kimia untuk keperluan berbagai jenis industri lainnya.

Adapun itu, pada tahun 2020 Petrokimia Gresik akan mulai bertransformasi dari single industry firm menjadi related diversified industry dengan meneruskan hilirisasi produk melalui 3 strategi, yakni peningkatan kapasitas, rekonfigurasi pabrik, dan pengembangan produk baru.

Strategi peningkatan kapasitas akan dimulai dengan membangun pabrik AlF3. Pabrik baru ini menambah kapasitas produksi AlF3 menjadi dua kali lipat atau 25.000 ton per tahun.

Pabrik ini mengolah limbah yang dihasilkan oleh pabrik asam sulfat menjadi bahan penolong untuk peleburan tembaga, sehingga akan mampu meningkatkan revenue.

Rahmad menyatakan, usia ke-48 tahun ini juga menjadi milestone keberhasilan Petrokimia Gresik memproduksi Methyl Ester Sulfonate (MES), produk baru yang dikembangkan bekerja sama dengan Surfactant Bioenergy Research Centre Institut Pertanian Bogor (SBRCIPB).

MES adalah bio-degradable surfactant yang dapat digunakan di sektor migas untuk meningkatkan produksi lapangan minyak tua melalui teknologi EOR (Enhanced Oil Recovery).

"Ini merupakan terobosan penting yang sangat ditunggu dan diharapkan oleh pelaku industri minyak dan gas di Indonesia," jelas Rahmad.

Berikutnya, di tahun ini, Petrokimia Gresik juga akan membangun pabrik soda ash dengan kapasitas 300 ribu ton. Pabrik ini nantinya akan menjadi yang pertama di Indonesia, dan akan menjadi penopang penting dalam mendukung tumbuh kembangnya industri kaca dan deterjen dalam negeri.

"Melalui program hilirisasi diharapkan Petrokimia Gresik semakin mampu melaksanakan tugas pokok sebagai penopang ketahanan pangan nasional, serta memperkuat industri kimia nasional," kata Rahmad.

Lebih lanjut, dia menjelaskan bahwa transformasi yang dijalankan Petrokimia Gresik sejak awal tahun 2019 telah berjalan on the track.

Di mana, transformasi 2019 yang fokus pada perbaikan supply chain ini berhasil mengantarkan Petrokimia Gresik meraup laba bersih sebesar Rp1,5 triliun atau 129 persen dari target Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) 2019 yang ditetapkan sebesar Rp 1,16 triliun.

"Ini merupakan energi baru untuk meneruskan program transformasi di tahun 2020-2021, sehingga Petrokimia Gresik dapat terus berkembang dan berkontribusi nyata untuk bangsa, masyarakat, dan stakeholder," pungkasnya. (hud/zar)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO