​Pilkada Surabaya, Ning Lia Masih Eksis karena Relawan

​Pilkada Surabaya, Ning Lia Masih Eksis karena Relawan Surabaya Berlian, salah satu kelompok relawan pendukung Ning Lia saat aksi sosial di masyarakat. foto: istimewa

Sosok milenial yang dikenal sebagai aktivis di berbagai organisasi itu menambahkan, pentingnya kekuatan jaringan relawan yang masih masif dimilikinya. Mereka ini bukan sekadar pendukung tapi sudah seperti keluarga besar, karena itu selalu guyub dan kompak. Apalagi ia dan relawan berproses cukup lama, sejak Pilgub Jatim 2018 yang mengantarkan Khofifah Indar Parawansa dan Emil Elestianto Dardak sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur.

"Seratus persen saya sampaikan Alhamdulillah. Ini pencapaian yang luar biasa, di mana kebaikan relawan seperti sudah menyatu sebagai kekuatan yang solid. Setiap relawan melakukan aksi sosial kebanyakan justru swadaya mereka. Tahu-tahu mereka pesen banner, pesen hand sanitizer, jahit masker sendiri, bungkusi beras, dan sebagainya," ungkapnya. 

"Mereka kadang cuma laporan kalau sudah turun ke ini dan itu. Masya Allah saya sering banget heran. Tapi, ini hal yang sangat saya syukuri dan Alhamdulillah semuanya seperti jaringan keluarga, second family. Saya berani bilang, kekuatan yang mau berbuat baik secara tulus, itu energi penting dalam pilkada Surabaya," imbuh Lia.

Lebih lanjut, ketika ditanya mengenai pertemuan virtual dengan gabungan partai non parlemen, Lia menjelaskan apresiasinya atas dukungan tersebut.

"Pada prinsipnya, merangkul semua pihak itu penting. Kita tidak bisa menafikan kekuatan partai non parlemen, baik itu Hanura, PBB, Perindo, PKPI, Garuda, dan Berkarya. Saya sendiri sebelumnya sudah sering bertemu dengan pak Kelana (Hanura) ketika kampanye Pilgub 2018, beliau orang yang sangat baik," jelasnya.

Pembina sebuah ponpes di kawasan Wonocolo tersebut menjelaskan, kekuatan partai non parlemen tidak bisa dipandang sebelah mata. Karena mereka tidak berdiri di ruang hampa, mereka punya suara meskipun tidak terakumulasi menjadi sebuah kursi di parlemen.

"Terbukti, ketika Pilgub 2008, kekuatan partai non parlemen signifikan. Karena itu, jangan memandang apapun sebelah mata. Bisa jadi, sesuatu yang selama ini kurang diperhitungkan, kelak malah menjadi kekuatan yang justru sangat diperhitungkan," pungkas Ketua Perempuan Tani HKTI Jatim tersebut. (mdr/ian)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO