SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Eskalasi penyebaran Covid-19 di Jawa Timur semakin masif. Pembatasan sosial berskala besar yang diberlakukan di Surabaya Raya dan akan berlaku di Malang Raya dinilai belum cukup mengendalikan penyebaran Covid-19. Pemprov dan Gugus Tugas Covid-19 pun menelaah kemungkinan pemberlakuan PSBB secara menyeluruh di Provinsi Jawa Timur.
Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jatim, Khofifah Indar Parawansa mengungkapkan tim epidemiologi yang melakukan telaah kajian secara scientific (ilmiah) telah menyampaikan kajian tentang kemungkinan PSBB se-Jatim. Namun pihaknya harus melakukan rakor dengan 38 kepala daerah sebelum mengambil keputusan.
BACA JUGA:
- Pesan Pj Gubernur Jatim saat Terima Penghargaan dari Mendagri di Hari Otoda 2024
- Khofifah Jadi Satu-satunya Gubernur Penerima Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha
- Tak Cuma MUI, Anggota DPRD Jatim Ikut Tolak Rencana Pemkab Situbondo ke Eks Lokalisasi Gunung Sampan
- Raih SPM Awards 2024, Adhy Karyono: Jadi Motivasi dan Cambuk bagi Pemprov Jatim
"Saya telah melakukan koordinasi dangan Kapolda dan Pangdam, tapi belum sampai tuntas. Kemungkinan Minggu depan akan ada rakor virtual dengan kepala daerah dan Forkopimda se Jatim untuk menentukan PSBB provinsi," terang Khofifah dalam keterangan pers di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Kamis (14/5) malam.
Terkait update sebaran Covid-19 per tanggal 15 Mei 2020, Khofifah mengatakan bahwa hari ini kasus yang terkonfirmasi positif bertambah sebanyak 92 kasus, sehingga akumulasinya menjadi 1.858 kasus.
“Penambahan 93 kasus baru yang terkonfirmasi positif Covid-19 itu berasal dari Surabaya 51, Sidoarjo 8, Bojonegoro 5, Gresik 5, Kota Kediri 4, Lamongan 3, Sampang 3, Kab Kediri 3, Jombang 2, Kab Malang 2, Sumenep 1, Kota Batu 1, Kota Mojoerto 1, Kab Madiun 1, Kab Pmekasan 1, dan Kab Blitar 1,” bebernya.
Sedangkan untuk pasien yang sembuh hari ini, kata Khofifah bertambah sebanyak 16 orang, sehingga akumulasinya menjadi 294 orang. Kemudian pasien yang meninggal dunia bertambah sebanyak 14 orang sehingga totalnya menjadi 180 orang. Dan sebanyak 1.384 orang lainnya masih dirawat.