Peringati Hari Lahan Basah Sedunia, SMPN 18 Surabaya Tanam Mangrove dan Sereh

Peringati Hari Lahan Basah Sedunia, SMPN 18 Surabaya Tanam Mangrove dan Sereh Wakil Kepala SMPN 18 Surabaya Hadi Sanusi didampingi Kepala Perpustakaan Sulastri serta Koordinator Komunitas Nol Sampah Hermawan Some, sedang bersiap menanam bibit mangrove. foto: YUDI A/ HARIAN BANGSA

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Dalam rangka memperingati Hari Lahan Basah Sedunia yang diperingati setiap tanggal 2 Februari ini, SMPN 18 Surabaya menggelar kegiatan penanaman mangrove dan sereh, di lingkungan sekolah setempat, Rabu (19/2).

Mewakili kepala sekolah yang berhalangan hadir, Wakil Kepala SMPN 18 Surabaya Hadi Sanusi, S.Pd. mengatakan, SMPN 18 adalah salah satu sekolah yang memiliki lahan basah cukup luas di Kota Surabaya, yakni sekitar 900 meter persegi. Oleh karena itu, pihak sekolah memanfaatkannya dengan menanam mangrove.

Dipilihnya tanaman mangrove dan sereh ini bukan tanpa alasan. Hadi menjelaskan karena wilayah sekolah berada di pesisir pantai, sementara mereka tahunya tanaman mangrove hanya bisa dipakai untuk kayu bakar.

"Kita memilih tanaman mangrove ini karena sekolah kita berada di kawasan pantai, jadi ikonnya mangrove. Tujuannya adalah untuk mengenalkan kepada generasi muda terhadap manfaat mangrove yang ternyata banyak sekali," jelasnya.

Hadi berharap dengan adanya penanaman mangrove ini, ke depan sekolah bisa memiliki hutan sendiri. Terutama, bisa membantu menyuplai kadar oksigen di dunia, khususnya di Kota Surabaya bisa lebih bagus lagi.

Kemudian, dipilihnya tanaman sereh, karena merupakan ikon sekolah SMPN 18. Hadi menuturkan, tanaman sereh biasa diolah oleh pihak sekolah menjadi minuman khas milik SMPN 18 Surabaya dengan nama "Serojak".

"Dinamakan serojak karena memiliki komposisi sereh, daun jeruk, jahe, kayu manis, dan gula jawa. Minuman serojak merupakan salah minuman khas yang ada di Surabaya yang menghangatkan dan sehat. Selain itu, sampahnya bisa kita panaskan dan bisa hasilkan aroma untuk mengusir nyamuk," tutur alumni SMPN 18 Surabaya Angkatan '83 ini.

Senada dengan wakasek, Koordinator Komunitas Nol Sampah Hermawan Some menjelaskan dipilihnya tanaman mangrove, karena memang murid-murid yang bersekolah di SMPN 18 adalah anak-anak pesisir. Jadi, mereka harus paham bahwa mangrove ini punya peran penting bagi mereka nanti.

"Tidak hanya fungsi ekologi seperti mencegah abrasi, mengundang satwa, dan lain-lain. Tapi ternyata ada beberapa jenis mangrove yang bisa diolah menjadi makanan, minuman, dan obat," tambahnya.

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO