Problem bangsa lainnya, menurut Gus Sholah, adalah soal pendidikan. Memang anggaran untuk pendidikan, terutama sejak era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, meningkat lima kali lipat. “Anggaran pendidikan meningkat tapi mutu pendidikan tidak meningkat,” kata mantan wakil ketua PBNU itu.
Pemerintah, kata Gus Sholah, juga masih berat sebelah dalam memperlakukan lembaga pendidikan agama. Ia mengambil contoh jumlah SMP-SMA (Sekolah Menengah Pertama-Sekolah Menengah Atas) dan MTs-MA (Madrasah Tsanawiyah-Madrasah Aliyah). Jumlah SMP-SMA negeri dan swasta, ungkap Gus Sholah, fifty-fifty. Tapi untuk MTs-MA hanya 6 persen yang berstatus negeri, selebihnya swasta. Berarti perhatian pemerintah sangat kecil terhadap lembaga pendidikan agama.
Begitu juga terhadap pondok pesantren. Menurut Gus Sholah, perhatian pemerintah sangat kecil. Bahkan belum ada UU yang mengatur. Keberadaan Pesantren, menurut Gus Sholah, baru masuk rektorat di kementerian agama. “Baru jaman Gus Dur. Menagnya (saat itu) Kiai Tolhah Hasan,” kata Gus Sholah yang mantan anggota Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM). “Sekarang mau ditingkatkan ke dirjen,” tambahnya.
Gus Sholah mengaku telah memberi 5 masukan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) ketika presiden RI ke-7 itu berkunjung ke Pesantren Tebuireng. Antara lain, soal penegakan hukum dan HAM, reformasi birokrasi, pemerataan hasil pembangunan, dan penyebarluasan pendidikan.
Dari 5 bidang itu, menurut Gus Sholah, yang tampak pada pemerintahan Jokowi adalah pemerataan pembangunan. Pada era Jokowi, kata Gus Sholah, pembangunan, tidak hanya di Jawa tapi juga di luar Jawa. Sedang yang lain – terutama bidang hukum – sama sekali tak tampak. Karena itu Gus Sholah minta agar jabatan tinggi dan stategis dalam bidang hukum tidak diserahkan kepada orang partai.
Seminar nasional ini bagian dari rangkaian acara peresmian Stasiun Pengisian dan Pengangkutan Bulk Elpiji (SPPBE) Amanatul Ummah yang dihadiri Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan. Dalam acara yang berlangsung sejak Kamis malam hingga Jumat siang itu digelar dua seminar dengan masing-masing tema “Menuju Indonesia yang Adil dan Makmur” dan “Manegemen dan Pemberdayaan Pesantren” . Selain Gus Sholah, hadir sebagai pembicara adalah mantan Waka BIN KH As’ad Said Ali, Wakil Gubernur Jawa Timur Dr Emil Elestianto Dardak dan Kiai Asep Saifuddin Chalim sendiri. (tim)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News