Terowongan Mina. Foto: wartanews.com
MAKKAH(BangsaOnline) Jemaah calon haji yang
tidak memiliki ketahanan fisik kuat diimbau tidak ikut jemaah tarwiyah
menjelang wukuf di Arafah, 3 Oktober nanti. Jemaah tarwiyah biasanya tidak
langsung menuju Arafah, tapi menuju Mina terlebih dahulu.
Mereka berjalan kaki sejauh 14 km mengikuti jejak Nabi Muhammad SAW. Dari Mina,
barulah mereka menuju Arafah. Yang menjadi masalah, saat itu konsentrasi
petugas masih terpusat di Arafah, sehingga kemungkinan fasilitas pelayanan di
Mina masih jauh dari yang diharapkan.
"Pelayanan belum idle. Namun untuk melayani animo jemaah tarwiyah, mau
tidak mau kami harus memberi layanan namun standar minimal. Karena itu kami
imbau kepada jemaah tarwiyah agar membawa perbekalan yang cukup, sebab kita
belum siapkan katering di Mina pada 8 Zulhijjah," kata Ketua Panitia
Penyelenggara Ibadah Haji Indonesia di Arab Saudi Achmad Jauhari dalam
perbincangan akhir pekan lalu.
Tak hanya belum ada layanan katering, layanan kesehatan di Mina saat itu, kata
Jauhari, juga masih terbatas. Karenanya agar jemaah tarwiyah tidak menyebar ke
mana-mana saat di Mina, PPIH telah berkoordinasi dengan muassasah yang
menetapkan maktab agar jemaah tarwiyah asal Indonesia dilokalisir di maktab
tertentu. "Jadi tidak perlu sesuai maktabnya, campur saja," kata
Jauhari.
Jemaah tarwiyah, biasanya akan berdiam satu malam di Mina, sebelum melanjutkan
perjalanan pada 9 Zulhijjah ke Arafah di waktu subuh.
Namun Jauhari mengaku hingga kini belum mendapatkan data berapa jumlah jemaah
yang memilih tarwiyah. Perkiraannya jumlah jemaah tarwiyah akan mencapai 20.000
orang, naik dari tahun lalu yang sebnayak 10.000 orang.
Kebanyakan jemaah tarwiyah ini berasal dari jemaah khusus yang diberangkatkan
oleh Penyelenggara Ibadah Haji Khusus. Tarwiyah, kata Jauhari, merupakan nilai
jual bagi Kelompok Bimbingan Ibadah Haji di PIHK-PIHK.
Menurut Kepala Seksi Pengendalian PIHK, data yang diperolehnya sebanyak 80
persen jemaah haji khusus akan melaksanakan tarwiyah. Kuota haji khusus tahun
ini sebesar 13.600, berkurang jauh dari tahun-tahun sebelumnya yang sekitar
17.000.
Jauhari menambahkan, yang dikhawatirkan dalam pelaksanaan tarwiyah adalah
kurangnya monitoring petugas, sebab saat itu petugas sedang berkonsentrasi
melayani 155.600 calon haji reguler yang menuju Arafah.
"Untuk itu kepada jemaah tarwiyah kami menginformasikan silakan menempuh
perjalanan 14 km, tapi tetap mempertimbangkan kemampuan fisik. Jemaah harus
bisa mengukur, sanggup nggak melakukan itu sehingga tidak berdampak pada
kesehatannya," kata dia.








