​Harlah ke-46, Ternyata PPP Dideklarasikan Ketua PCNU, 8 Tahun Ngantor di Kantor NU Bubutan

​Harlah ke-46, Ternyata PPP Dideklarasikan Ketua PCNU, 8 Tahun Ngantor di Kantor NU Bubutan Para caleg dan pengurus PPP Kota Surabaya foto bersama usai acara peringatan Harlah PPP ke-46 di Kantor DPC PPP Kota Surabaya Jalan Aditiyawarman Surabaya, Sabtu (5/1/2019). Dalam acara itu juga hadir PAC dan DPW PPP Jawa Timur. foto: istimewa

Faktor lain, tegas Mas’ud Adnan, kini banyak sekali kader NU yang menjadi caleg . “Termasuk saya sendiri,” kata mantan Wakil Ketua Balitbang PWNU Jawa Timur tiga periode itu. 

Begitu juga dari Muslimat NU, tegas Mas'ud Adnan, banyak yang kini jadi caleg . Komisaris Utama HARIAN BANGSA dan bangsaonline.com itu menyebut, antara lain, Ketua Muslimat NU Kota Surabaya Hj Lilik Fadlihah yang menjadi caleg DPRD Kota Surabaya dari . "Banyaknya kader NU dan Muslimat NU yang nyaleg lewat ini saya yakin akan menambah suara dan kursi DPR sangat signifikan bagi ," tegas wartawan senior ini.

Mas’ud Adnan juga menyinggung perjalanan sejarah Surabaya yang pernah punya tokoh vokal. “Saya masih ingat ketika Pak Andy Sudirman dulu tidur di atas meja DPRD Surabaya. Saat itu saya masih mahasiswa,” ungkap penulis buku-buku tentang Gus Dur dan NU itu yang disambut gelak tawa, termasuk Andy Sudirman.

Andy Sudirman yang didaulat memberikan orasi politik langsung menjelaskan kenapa saat itu tidur di atas meja DPRD Kota Surabaya. “Tugas DPR itu kan menyampaikan aspirasi rakyat. Kalau bicara saja saat itu gak boleh ya saya tidur saja,” tegas Andy Sudirman menjelaskan atraksi politiknya.

Pada era Orde Baru, jelas Andi Sudirman, sangat represif. Bahkan bicara keras sedikit saja dipanggil Kodam. Apalagi ketika ia protes dengan cara tidur di atas meja DPRD. “Saat itu saya dipanggil Pangdam. Ditanya kenapa saya tidur di atas meja,” ungkap Andy Sudirman yang kini Caleg DPRD Porvinsi Jawa Timur dari dapil Surabaya.

Dalam orasi politikya, Ketua Dewan Pakar DPW Jawa Timur itu juga menyinggung tentang perlakuan rezim Orde Baru terhadap . Menurut dia, penguasa Orde Baru terus merekayasa agar suara kecil dan pimpinannya bisa diatur. Namun yang representasi politik umat Islam tetap eksis dan pimpinannya sulit dikendalikan oleh rezim Orde Baru, yakni Soeharto. 

Acara peringatan Harlah ke-46 yang dipandu Chamdani (Ketua LP2 yang juga caleg DPRD Kota Surabaya) itu, ditutup dengan doa oleh KH Abdurrohim Zulkarnaen. Banyak sekali caleg untuk DPRD Kota Surabaya yang hadir. Antara lain: Hj Lilik Fadlilah (Ketua PC Muslimat NU Kota Surabaya), Rudy Dwi Siswanto (Bendahara PC Kota Surabaya), Umi Nadiroh (Sekretaris MWC Muslimat NU Sukolilo), Z Hasanah, Suprihatin, Ahmad Suroko, Nur Fitriati, Mooi Dina Kartikasari, Muhidin Arsad, Mat Romli, Maqdar Abdullah Tirtokusumo, Faradila Mahri, Muh Chudori, Siti Djuwairiyah, Junaedi, Chodoiri, Supeno, dan yang lain.

Ketua DPC Kota Surabaya Buchori Imron tak hadir karena sedang menjalankan ibadah umroh bersama rombongan Dr KH Asep Saifuddin Chalim dan Gubernur Jawa Timur terpilih Khofifah Indar Parawansa. Namun Wakil Ketua Komisi C DPRD Kota Surabaya itu memantau lewat WA group Caleg DPRD Kota Surabaya. “Terimakasih. Barakallah alaik,” tulis Buchori Imron di WA group begitu Umi Nadiroh sebagai Ketua Panitia Harlah Kota Surabaya ke-46 melaporkan terlaksananya acara yang digelar dengan tumpengan itu. (tim)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Pengalaman Langka! Kiai Asep Naik Becak di Pulau Belakang Padang Batam':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO