Banjir Dukungan, Khofifah Mantap Melaju di Pilgub Jatim 2018

Banjir Dukungan, Khofifah Mantap Melaju di Pilgub Jatim 2018 Khofifah Indar Parawansa

"Saya yakin jika jadi (Khofifah-red), Jawa Timur akan semakin maju serta adil dan makmur," imbuhnya.

Deklarasi dukungan kepada Khofifah juga disuarakan Aliansi Santri Pengasuh Pesantren dan Ekonom dan Kyai (ASPEK) Madura September lalu. Dukungan disimbolkan dengan bentuk ribuan tanda tangan yang kemudian diserahkan langsung kepada Presiden Joko Widodo untuk memberi restu kepada Khofifah maju dalam Pilgub Jawa Timur 2018 mendatang.

Forum santri - pemuda tapal kuda pun menyebut Khofifah memiliki kans besar dalam pilgub Jatim yang akan digelar 2018 mendatang. Jubir mereka mengatakan, modal pengalaman Khofifah jauh lebih matang ketimbang Gus Ipul.

*Kyai Banyuwangi Pilih Khofifah*

Sementara itu, majunya Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mendampingi Gus Ipul sebagai calon wakil gubernur dalam tidak serta-merta membawa dukungan para Kyai Banyuwangi. Sebaliknya, sejumlah kyai sepuh Banyuwangi memilih mendukung Khofifah dalam suksesi Jatim 1.

Kyai tersebut antara lain, Pengasuh pesantren Mansyaul Huda Banyuwangi, KH Suyuti Toha, Pengasuh Pondok Pesantren Darussalam Banyuwangi, KH Hisyam Syafaat dan tokoh muda NU dan mantan Wakil Bupati Banyuwangi periode 2005-2010, Gus Yusuf Nuris.

Menanggapi situasi Pilgub yang semakin menghangat, Khofifah mengucapkan terimakasih atas kepercayaan dan dukungan tersebut. Dikatakan, dukungan yang dialamatkan kepadanya adalah bagian dari proses demokrasi dan partisipasi politik di Jawa Timur.

Khofifah sendiri mengaku siap untuk berproses dalam pilkada jatim yang akan datang jika diberi kepercayaan untuk maju 2018 mendatang. Namun demikian, Khofifah akan melaporkan terlebih dahulu secara langsung kepada Presiden Jokowi.

Menurutnya, sekalipun Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) mendukung Gus Ipul, ia yakin tidak otomatis membawa gerbong warga Nahdlatul Ulama. Khofifah pun diketahui sampai saat ini tercatat sebagai anggota PKB.

"Nahdlatul Ulama (NU) adalah milik bangsa bukan milik kelompok tertentu, apalagi partai politik. Dan ini adalah bagian dari proses demokrasi itu sendiri," ujarnya. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO