Pilgub Jatim, Hasto Akui Nama Djarot Masuk Nominasi DPP PDI Perjuangan

Pilgub Jatim, Hasto Akui Nama Djarot Masuk Nominasi DPP PDI Perjuangan Hasto Kristianto, Sekjen DPP PDI Perjuangan.

"Di beberapa daerah kemenangan pilkada itu tidak linier dengan perolehan kursi di DPRD," jelasnya.

Ia mencontohkan, Provinsi Jatim gubernurnya berasal dari Partai Demokrat sedangkan pemenang pemilu di Jatim adalah PKB, disusul PDIP diperingkat kedua, baru Partai Demokrat. Begitu juga di Provinsi Jabar, gubernurnya dari PKS padahal pemenang pemilunya PDIP.

Sebaliknya, kalau partai berani mengusung kader sendiri di Pilkada dan menang, lanjut Hasto dapat dipastikan bisa liner dengan kemenangan pemilu legislatif.

"Di Ngawi kita mengusung kader sendiri dan menang sehingga perolehan kursi DPRD juga naik signifikan. Begitu juga yang terjadi di Surabaya dan di Banyuwangi yang naik sedikit karena PDIP hanya kebagian wakil bupati," bebernya.

Apakah kemenangan pemilu itu menjadi persyaratan utama bagi kandidat Cakada dan Cawakada yang ingin mendapatkan rekomendasi PDIP? Dengan lugas Hasto mengatakan itu otomatis dan sudah menjadi kewajiban bagi seluruh Cakada dan Cawakada yang akan diusung PDIP di Pilkada serentak mendatang. "Itu sudah menjadi kewajiban untuk memenangkan PDIP di Pileg maupun Pilpres," tegasnya.

Pernyataan tersirat sekjen DPP PDIP ini semakin menguatkan sinyalemen bahwa PDIP akan mengusung kader sendiri di . Terlebih sebelum ke Malang, Hasto Kristiyanto juga menyempatkan diri bertemu dengan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini untuk menyampaikan pesan khusus dari Ketum DPP PDIP, Megawati Soekarno Puteri.

Pengamat politik dari Universitas Trunjoyo Madura, Surokim juga menguatkan sinyalemen tersebut. Alasannya, PDIP memiliki kader yang cukup mumpuni untuk diusung dalam kontestasi Pilgub Jatim mendatang. Bahkan pengumuman rekomendasi DPP PDIP seperti sengaja dilakukan pada tanggal 15 Oktober bertepatan dengan akhir masa jabatan Gubernur DKI Jakarta.

"Itu adalah kode politik PDIP. Kalau PDIP mengusung kader sendiri di Pilgub Jatim, besar kemungkinan nama yang direkomendasi adalah Djarot-Risma atau Risma-Djarot. Bisa juga Djarot-Anas, Risma-Anas," pungkas Surokim. (mdr)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO