Di Bojonegoro Ada Padi Terapung, Jadi Solusi saat Sawah Kebanjiran

Di Bojonegoro Ada Padi Terapung, Jadi Solusi saat Sawah Kebanjiran

"Misalnya banjir terjadi antara bulan November sampai Maret, berarti di bulan itulah waktu melakukan tanam model apung. Kebanyakan di bulan tersebut masyarakat juga tanam, tapi belum sampai panen sudah tenggelam. Nah, dengan sistem ini padi tidak akan tenggelam karena akan terus naik mengikuti ketinggian air," jelasnya.

Ia mengakui, jika tanam model apung itu biayanya lebih mahal dibandingkan tanam konvensional. Namun hanya dia wal-awal saja, selanjutnya tidak perlu membeli bahan-bahan lagi. Bahan yang diperlukan untuk membuat media apung antara lain drem atau kaleng bekas, plastik terpal dan kayu bambu.

"Setelah media apungnya jadi, kemudian isi tanah dengan ketinggian 20 centimeter. Setelah itu bisa ditanami," bebernya.

Sementara itu, salah satu pengurus HIPPA Desa Karangdayu, Supari mengaku tertarik dan akan mencobanya. Sebab, di daerahnya juga banyak kolam ikan yang tidak maksimal hasilnya saat digunakan untuk budidaya ikan.

"Bahkan lahan produktif pun kami tertarik menggunakan sistem apung, karena kami sadar saat musim hujan wilayah kami selalu kebanjiran," ucapnya saat mengikuti proses panen padi apung di Desanya. (nur/rev)

(Tim dari UNS Solo bersama petani sekitar usai memanen 'Padi Terapung')

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO