Ribuan Santri Tebuireng Mengiringi Pemakaman Cucu KH Hasyim Asy'ari

Ribuan Santri Tebuireng Mengiringi Pemakaman Cucu KH Hasyim Asy

Selain menjadi imam salat maghrib di Masjid Pesantren Tebuireng, Mbah Mad --panggilan akrab KH Mahmad Baidhowi-- selama ini juga memegang amanat sebagai juru kunci makam KH Hasyim Asy'ari.

"Amanat tersebut diterima oleh almarhum secara resmi dari Kementerian Sosial karena status Mbah Hasyim sebagai pahlawan nasional," tutur Abdul Kholiq Tsani, salah satu kerabat Mbah Mad.

Selain Gus Solah dan Nyai Hj. Farida Salahuddin Wahid, hampir semua keluarga besar Pesantren Tebuireng tampak hadir dalam pemakaman Mbah Mad. Antara lain, Wakil Pengasuh Pesantren Tebuireng KH Abdul Hakim Mahfudz, Pengasuh Pesantren Madrasatul Quran, KH. Abdul Hadi Yusuf, Pengasuh Pesantren Walisongo Cukir, KH. Jamiluddin, Pengasuh Pesantren Al-Farros KH. Irfan Yusuf, Pengasuh Pesantren Darul Hakam KH. Abdul Hakam Kholiq, dan Pengasuh Pesantren Al-Masruriyah KH Agus M. Zaki Hadziq.

KH. Mahmad Baidhawi adalah putra pasangan KH. Ahmad Baidhawi Asro dan Nyai Hj. Aisyah binti KH. M. Hasyim Asy’ari. KH. Ahmad Baidhawi pernah menjabat sebagai Pengasuh Pesantren Tebuireng ke-4 (1951-1952). "Mbah Mad adalah anak kelima dari enam bersaudara," kata KH Agus M. Zaki Hadziq, sepupu Mbah Mad.

Salah satu anggota Dewan Pengawas Pesantren Tebuireng itu dikenal sebagai pribadi yang istikamah. Baik di kalangan santri maupun keluarga. "Beliau juga mewariskan tradisi pembacaan Shalawat Burdah setelah wirid salat lima waktu untuk menjaga Tebuireng dan mendoakan keamanan dan kedamaian Indonesia," ungkap Abror, salah satu santri Tebuireng.

"Selama belasan tahun di sini, saya menjadi saksi beliau istikamah menjalankan tugas sebagai imam salat maghrib. Semoga itu menjadi jariyah beliau," ungkap Gus Solah. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO