Amien mengingatkan jika Jakarta jatuh ke tangan Ahok untuk kedua kalinya, akan banyak kepentingan asing masuk ke Jakarta.
"Ketika Jakarta sudah dikuasai asing, maka berikutnya giliran daerah-daerah lain di Indonesia," kata Amien seperti dikutip Serambi Indonesia.
Sebelumnya dikabarkan bahwa Presiden Jokowi memanggil sejumlah pimpinan partai politik agar mendukung Ahok.
Seperti dilansir Rmol.com, para punggawa parpol yang sudah dipanggil itu, Ketum PKB Muhaimin Iskandar (Cak Imin) dan Ketum PPP Romahurmuziy (Romi). Keduanya menghadap ke Istana di waktu yang berbeda.
Secara eksplisit, Jokowi meminta Cak Imin ikut mengusung Ahok. Hal yang sama disampaikan kepada Romy. Jokowi sangat berkepentingan menggolkan Ahok kembali memimpin Jakarta. Bagi Jokowi, Ahok adalah mitra strategis.
Jokowi juga memberi peringatan kepada Cak Imin dan Romy. Legalitas PPP yang sah akan diberikan ke kubu Djan Faridz jika Romy tak mendukung Ahok.
Adapun kepada Cak Imin, Jokowi menyinggung-nyinggung soal korupsi THR kardus duren, kasus yang muncul saat Cak Imin menjabat Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi.
Informasi yang diperoleh menyebutkan bahwa basyira wa nadzira (memberi kabar gembira dan memberi peringatan) yang disampaikan Jokowi ditolak mentah-mentah oleh Cak Imin dan Romi. Keduanya meminta meminta maaf tidak bisa mendukung Ahok.
Romi beralasan bahwa Jakarta adalah basis strategis suara PPP. Ka'bah akan hancur lebur jika mendukung Ahok. Alasan utama kader dan simpatisan PPP Jakarta menolak Ahok karena beda agama.
Kabarnya lagi, Cak Imin memberi jawaban lebih diplomatis. Dia menjawab bahwa PKB sudah memiliki jagoan yang akan diusung yang merepresentasikan Nahdliyin. Terlebih, sesuai aturan PKB, keputusan cagub yang diusung menjadi kewenangan DPW, bukan DPP. (tim)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News