Kampus ISI Tolak HTI, Rektor: Ganggu Kemahasiswaan dan Pengembangan Ilmu

Kampus ISI Tolak HTI, Rektor: Ganggu Kemahasiswaan dan Pengembangan Ilmu Dosen, mahasiswa dan alumni Institut Seni Indonesia Yogyakarta berunjuk rasa menolak Hizbut Tahrir Indonesia, Jumat 17 Juni 2016.. Foto: tempo.co

Ismail memberi komentar atas gerakan penolakan masuk kampus ISI Yogyakarta oleh mahasiswa, alumnus, dosen, dan masyarakat sekitar kampus itu. Penolakan terjadi karena gerakan yang mengusung khilafah itu masuk ruang akademik.

Sejumlah dosen yang diduga berafiliasi dengan tidak mau mengajarkan materi seni rupa yang berhubungan dengan tubuh manusia, misalnya tidak boleh menggambar tubuh manusia. Selain itu, mereka menggelar kajian tentang khilafah di Masjid Al-Mukhtar kampus ISI.

Ismail membantah bertentangan dengan Pancasila. Khilafah yang pihaknya maksud dalam gerakan itu berisi syariah, ukhuwah, dan dakwah. Menurut dia, merupakan ormas Islam yang bergerak secara terbuka di kampus-kampus.

Di Yogyakarta, juga menyebarkan ide-ide khilafah di Universitas Negeri Yogyakarta, Universitas Ahmad Dahlan, dan Universitas Gadjah Mada. "Kegiatan kami berdakwah dan non-kekerasan. Tidak mengerti apa yang dipersoalkan," ucapnya.

Dia tidak setuju jika dengan khilafahnya dituding tak sesuai dengan Pancasila. Ismail meminta ada yang membuktikan bahwa bertolak belakang dengan dasar negara Indonesia. "Ini upaya membungkam dakwah Islam dengan topeng bertentangan dengan Pancasila," ujarnya.

Sumber: tempo.co

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Khilafah Proyek Politik Inggris? Ini Alasan Hizbut Tahrir Bolehkan Cium Cewek Bukan Muhrim':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO