Tafsir Al-Nahl 68-69: Menghormati Rumah Binatang

Tafsir Al-Nahl 68-69: Menghormati Rumah Binatang

Yakinlah, bahwa Tuhan telah mempersiapkan rumah tinggal teruntuk setiap mansuia. Manusia tinggal berusaha, lalu menjaganya sebaik mungkin. Lebah saja disediakan rumah tinggal begitu luas dengan tiga klaster, apalagi untuk manusia. Sayang, kadang ada manusia ceroboh dan terlalu menuruti nafsu sehingga terperosok dalam kerugian fatal, sudah punya rumah, tapi habis terjual, bahkan tersita amblas di meja judi.

"an ittakhidzi min al-jiba buyuta". Sebegitu bagus petunjuk Tuhan kepada koloni lebah dengan terlebih dahulu membuat rumah yang kemudian berfungsi juga sebagai rumah bersalin sekaligus home industri. Rumah lebah ini dibangun secara bersama-sama, seolah setiap lebah adalah arsitek yang handal.

Rumah itu berupa petak-petak kecil bersinambungan dan berbentuk segi enam atau hexagonal. Bentuk ini, selain artistik, sungguh kokoh, efektik dan efisien. Selain sisi-sisinya saling memperkuat satu dengan yang lain, juga tidak ada sedikit pun ruang yang mubadzir. Semuanya berkaitan dan menggabung menjadi satu kesatuan bangunan. Meski cenderung minimalis, tapi amat kokoh dan cantik.

Ilmu rancang bangun yang mereka miliki telah didapat langsung dari Allah SWT melalui pewahyuan yang alamiah. Meski tidak kenal ukuran centimeter, mili atau inchi, tapi mereka mampu membuat setiap petak segi enam tersebut dalam ukuran yang tepat dan sama. Tidak ada sisi yang ukurannya kepanjangan atau kepedendekan, semua sama persis sehingga risiko melencengnya adalah nol. Itulah, maka maha benar Allah SWT mengangkat lebah ini sebagai salah satu tanda kebesaran-Nya.

Jadi, ada binatang yang sepintar itu mebuat rumah dan dikerjakan bersama dan ada juga hewan yang bisa membuat rumah tinggal dengan tenaga sendiri seperti beberapa burung pejantan tertentu. Saat dewasa dan sudah waktunya mencari pasangan hidup, burung manyar jantan membuat rumah sebagus mungkin demi menarik perhatian para calon istrinya. Cewek-cewek burung manyar terkenal sangat matre dan memilih rumah yang paling bagus.

Jika dirasa kurang sreg, maka dia mudah sekali minggat dan mencari cowok yang rumahnya lebih bagus. Si cowok yang rumahnya lama tidak dikunjungi cewek, mungkin karena kurang bagus, dia merasa kesal dan segera membangun rumah baru lagi yang lebih artistik. Maka jangan heran sarang burung Manyar bagus-bagus dan rumit, bahkan bertingkat. Mereka yang punya keahlian arsitektur dan desain yang hebat, itulah cowok idaman para cewek.

Bahwa benar, rumah burung hanya sekali pakai dan setiap kali hendak punya anak, maka membuat rumah baru, sedangkan rumah manusia hingga diwariskan dan turun-temurun. Meski demikian, janganlah terjebak pada kemewahan rumah. Kurang apa diri Rasulullah Muhammad SAW, utusan agung dan disayang Tuhan, tapi anak beliau tak ada yang ditinggali warisan duniawi sama sekali, apalagi rumah.

Beliau, keseharian hidup di kamar-kamar sederhana dekat masjid. Hartanya sangat banyak, tapi habis untuk agama. Meski nabi Sulaiman A.S. kaya raya, tapi kini tak tersisa peninggalannya. Sulaiman bukan dipuji karena kekayaannya, bukan pula karena kemegahan istananya, bukan pula karena kekuasaannya yang menyeluruh hingga ke kawanan jin, tetapi beliau dipuji karena kesalehannya, saleh kepada Tuhan dan saleh kepada para ciptaan.

Begitu perhormatan Tuhan kepada rumah milik para binatang. Rumah semut yang berada di dalam tanah wajib dihormati. Rasulullah SAW melarang kita kencing di lobang serangga. Dilarang pula kencing di air tenang, apalagi di atasnya ada pohon rindang yang mengayomi.

Katanya, selain mencemari air, tempat itu paling disukai kawanan jin. Kencing di situ sama halnya dengan mengencingi rumah mereka. Tuhan juga menyediakan rumah bagus, indah dan asri untuk kawanan ikan di laut. Makanya, haram hukumnya bagi siapa saja yang merusak terumbu karang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO