Dibangun untuk Pesona Wisata, Rumah Khas Majapahit malah Jadi Warung

Dibangun untuk Pesona Wisata, Rumah Khas Majapahit malah Jadi Warung TAK SESUAI HARAPAN: Sebuah rumah khas Majapahit di Desa Bejijong yang sudah jadi toko. foto: detik

"Sejak ada bangunan ini (rumah Majapahit), banyak wisatawan yang mampir untuk foto-foto dan melihat dagangan saya. Jadi sudah terlanjur, mau ditaruh di mana dagangan saya kalau harus dipakai homestay. Harapan saya ya tetap untuk tempat usaha saja, kan masih banyak rumah yang lain," ujarnya.

Dikonfirmasi terpisah, Kepala Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan, dan Pariwisata (Disporabudpar) Kabupaten Mojokerto, Didik Chusnul Yakin menjelaskan, di samping untuk menghidupkan kembali kebudayaan Majapahit di tengah-tengah masyarakat, pembangunan 296 rumah Majapahit juga untuk menunjang kunjungan wisatawan di Trowulan. "Itu nanti bisa menjadi homestay bagi para wisatawan yang ingin menginap, menjadi objek wisata budaya, menjadi bagian dari sarana pendidikan, dan lain sebagainya," ungkapnya.

Ditanya soal banyaknya rumah Majapahit yang digunakan untuk warung dan toko, Didik berdalih belum melakukan sosialisasi ke warga. "Nanti memang ada program lanjutan setelah ini, sebagai contoh jika diproyeksikan sebagai homestay maka masih diperlukan edukasi bagaimana cara menerima tamu, pelayanan tamu, dan lain sebagainya. Itu akan kami lakukan setelah pekerjaan rampung semua," terangnya.

Menurut Didik, tahap pertama pembangunan rumah Majapahit yang dimulai awal 2015 telah merampungkan 137 unit. Bangunan unik yang menghabiskan anggaran patungan antara Pemprov Jatim dan Pemkab Mojokerto Rp 7,4 miliar itu tersebar di 3 desa di Kecamatan Trowulan. Rinciannya, 21 unit di Desa Jatipasar, 22 unit di Desa Sentonorejo, dan 94 unit di Desa Bejijong.

Saat ini, lanjut Didik, pembangunan tahap ke dua sebanyak 159 unit rumah Majapahit terus dikebut. Sebanyak 106 unit di Desa Bejijong, 29 unit di Desa Jatipasar, sedangkan 24 unit lainnya di Desa Sentonorejo.

"Anggaran tahap ke dua ini Rp 8,9 miliar, rinciannya Rp 7,4 miliar dari provinsi, Rp 1,5 miliar dari kabupaten. Kami targetkan selesai akhir tahun ini. Jadi secara total ada 296 rumah Majapahit yang kita bangun di Trowulan," tandasnya. Sama halnya dengan Desa Bejijong, keberadaan rumah-rumah Majapahit di Desa Jatipasar dan Sentonorejo juga untuk menunjang kunjungan wisatawan. Di Desa Jatipasar terdapat Candi Wringin Lawang yang dipercaya sebagai pintu masuk ke keraton Majapahit. Sedangkan di Desa Sentonorejo terdapat sejumlah objek wisata situs peninggalan Majapahit. Diantaranya Candi Kedaton, Lantai Segi Enam, dan Sumur Upas. (detik)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Borong Melon di Wisata Green House, Gus Barra Berharap Semakin Banyak Agrowisata di Mojokerto':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO