
SAMPANG,BANGSAONLINE.com - Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sampang, Candra Ramadani Amin menyampaikan, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memastikan bahwa musim kemarau 2025 mengalami keterlambatan di wilayah Jatim.
“Berdasarkan rilis BMKG, kemarau di Kabupaten Sampang semestinya sudah dimulai sejak April 2025. Namun, ketidakstabilan atmosfer menyebabkan hujan masih terus turun,” kata Candra, Senin (9/6/2025).
“Dari informasi BMKG, kondisi ini disebabkan oleh beberapa faktor, seperti perbedaan aliran udara, gangguan gelombang atmosfer, serta masih aktifnya Madden Julian Oscillation (MJO) di wilayah barat Indonesia,” tambahnya.
Ia juga menjelaskan, kelembapan udara yang masih tinggi ikut mendukung pembentukan awan hujan di wilayah Madura, termasuk Sampang.
Menurut Candra, jika mengacu pada pergerakan semu matahari ke arah utara pada akhir Juni, maka besar kemungkinan musim kemarau akan mulai terasa normal setelah 21 Juni mendatang.
“Yang jelas musim kemarau 2025 ini lebih mundur dari tahun lalu. Tapi saat ini sudah tidak ada pengaruh La Niña maupun El Niño. Cuaca dipengaruhi murni oleh dinamika atmosfer harian,” tandasnya.
Candra mengimbau, masyarakat agar tetap waspada terhadap perubahan cuaca yang terjadi secara tiba-tiba. (van)