Agen Money Politics Bergerilya, dari Caleg-Capres Rp120 Ribu, Sampai di Pemilih Tinggal Rp40 Ribu

Agen Money Politics Bergerilya, dari Caleg-Capres Rp120 Ribu, Sampai di Pemilih Tinggal Rp40 Ribu Ilustrasi: bangsaonline

SURABAYA, BANGSAONLNE.com – Para agen atau pengepul money politics (uang suap politik) mulai bergerilya di Surabaya. Setidaknya itulah pengakuan dari beberapa penerima uang riswah yang sempat ditemui wartawan BANGSAONLINE di kawasan Surabaya Timur. Mereka mengaku didatangi para agen uang haram yang terdiri dari tim sukses para celeg atau -.

Hasil investigasi wartawan BANGSAONLINE di Surabaya Timur itu diperoleh informasi bahwa agen atau pengepul uang suap politik bergerak secara diam-diam. Yaitu door to door alias dari pintu ke pintu atau dari rumah ke rumah.

“Barusan anak saya didatangi pengepul. Diberi Rp 40 ribu. Disuruh nyoblos 2 caleg dan -,” kata Rizal kepada BANGSAONLINE sembari tertawa, Selasa (13/2/2024).

Para agen uang riswah itu tampaknya bergerak mulai hari ini, Selasa (13/2/2024). Tepatnya sejak pagi tadi hingga nanti malam. Bahkan juga besok pagi sehabis Subuh. 

Bahkan berdasarkan pengalaman pada pemliu-pemilu sebelumnya ada juga itu yang nekat  mencegat warga yang sedang berjalan menuju TPS.

Menurut Rizal, agen money politics yang datang ke rumahnya adalah seorang perempuan. Ia mantan Ketua RW setempat. Informasi dari warga setempat, Bu RW itu setiap pemilu selalu jadi pengepul money politics.

Tampaknya Bu RW itu mencari mangsa anak milenial. I Ananda, anaknya Rizal, masih duduk di kelas III SMAN Surabaya. Tak jauh dari rumahnya.

“Saya kasih tahu. Ya itulah politik. Agar kamu tahu bagaimana dunia politik itu. Saya suruh ambil. Ambil saja. Lumaya untuk beli rokok,” kata Rizal.

Tapi Rizal tidak mengharuskan anaknya nyoblos caleg dan yang diminta. Rizal termasuk orang tua yang kecewa dengan bobroknya politik Indonesia, terutama karena money politics.

Ketika BANGSAONLINE bertanya uang suap politik itu berasal dari caleg partai apa dan nomor berapa, Rizal mengaku tak tahu.

“Sebentar,” katanya. Ia kemudian pulang. Menemui anaknya. Tampaknya itu memang sengaja mencari mangsa anak muda. Tapi yang sudah punya hak untuk menyoblos.

Tak lama kemudian Rizal datang lagi. Ia menyebut nama dua partai dari dua caleg itu.

Yang menarik, ternyata dua partai itu bukan berasal dari satu koalisi dalam Pilpres. Mereka hanya tandem atau kerja antar caleg. Yang satu caleg tingkat II Kota Surabaya, satunya lagi DPR RI.

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO